Berita

Emrus Sihombing/RMOLSumut

Politik

Emrus: Ahok Memang Kerap Ciptakan Pro Dan Kontra

SABTU, 16 NOVEMBER 2019 | 23:39 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau yang dikenal dengan sebutan Ahok sepertinya kerap ciptakan pro dan kontra di masyarakat. Meski di sisi lain, Ahok cukup pantas pimpin BUMN.

Demikian pandangan pengamat Komunikasi Politik Emrus Sihombing yang disampaikan kepada Kantor Berita RMOLSumut. Emrus menilai Mantan Gubernur DKI yang digadang-gadang menjadi Dirut BUMN itu telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

“Memang keberadaan Ahok acapkali menimbulkan pro dan kontra di ruang publik. Ketika ia jadi gubernur, ucapannya pun memunculkan respons yang beragam. Bahkan berujung di meja sidang pengadilan yang mengirimnya ke lembaga pemasyarakatan negeri ini. Digadang-gadang untuk duduk di posisi puncak di salah satu BUMN pun banyak pro dan kontra yang muncul,” katanya, Sabtu (16/11).


Padahal Emrus menilai Ahok pantas menjadi Pemimpin BUMN, badan usaha pelat merah yang dinilai banyak masalah. Mulai dari manajeman yang tidak transparan, adanya koruptor yang bersarang, hingga kemungkinan praktik ‘kongkalikong’ di BUMN tersebut.

“Melihat rekam jejak seperti kejujuran, transparansi pengelolaan, keberanian, antikemapanan, pendobrak kekakuan birokrasi, dan kerja keras yang luar biasa dimiliki oleh seorang Ahok. Menurut hemat saya, ia sangat pantas di posisi dirut di salah satu BUMN yang selama ini sangat bermasalah," ucap Emrus.

"Tugas utamanya membongkar kemapanan yang sangat merugikan negara selama ini. Menurut saya, sebaiknya Ahok diposisikan sebagai Dirut Pertamina,” imbuhnya.

Namun demikian, Emrus menuturkan wacana kemungkinan Ahok di posisi puncak di BUMN yang bermasalah tersebut tampaknya tidak berjalan mulus. Ada saja pro dan kontra yang mewarnainya.

“Lihat saja ruang publik kita pekan ini, resistensi terhadap Ahok mulai bermunculan dengan berbagai argumentasi yang dibangun secara logik. Tujuannya bisa saja agar jangan sampai Ahok memimpin BUMN yang melilit setumpuk masalah yang sudah menjadi budaya di BUMN yang bersangkutan selama ini. Praktik penyimpangan seolah sudah ‘pemakluman’,” katanya.

Terlepas dari pro terhadap sosok Ahok kemungkinan memimpin BUMN bermasalah tersebut, Emrus menyebut hal yang menarik untuk didiskusikan adalah mereka yang kontra terhadap Ahok.

“Hal yang sangat menarik didiskusikan perlu mengenal siapa saja kemungkinan mereka yang kontra tersebut dari sudut lontaran komunikasi yang ‘ditembakkan’ ke ruang publik,” tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya