Berita

Soekmawati/Net

Publika

Mulut Busuk

JUMAT, 15 NOVEMBER 2019 | 14:30 WIB

LAGI-lagi omongan busuk keluar dari mulut Soekmawati anak Soekarno. Menghina Nabi Muhammad SAW. Ia mengaitkan hal yang jauh dari relevansi soal kemuliaan Nabi dengan Soekarno dan tokoh lain.

Ia bertanya dengan pertanyaan bodoh dan konyol bahwa di abad 20 ini lebih berjasa Nabi Muhammad atau Soekarno? Lalu ia memuji Soekarno yang berjasa bagi kemerdekaan negara Indonesia.

Dahulu Soekmawati membuat puisi yang dinilai menghina Islam. Syariat Islam dibandingkan konde ibu-ibu. "Sarikonde" katanya. Merendahkan pula cadar. Alunan kidung lebih merdu daripada suara azan. Memang ia mengaku tak paham syariat tapi anehnya melecehkan syariat.


Mulut penghina agama adalah busuk. Maka pelesetannya bu suk. Ibu Soekmawati.

Kini direndahkannya Nabi Muhammad, Nabi mulia yang dihormati dan dicintai umat. Membandingkan dengan Soekarno tidak relevan dan mengada-ada.
Membawa dan menganggap Nabi Muhammad tidak berjasa bagi kemerdekaan Indonesia adalah naif. Anak SD pun tahu Nabi Muhammad SAW tidak hidup di Indonesia. Apa kaitan dengan jasa kemerdekaan? Sungguh jahil.

Dahulu Arswendo Atmowiloto seniman yang "iseng" menempatkan Nabi Muhammad SAW di bawah Soeharto dinilai menghina Nabi dan dihukum penjara 5 (lima) tahun. Kini keisengan mulut busuk mawati juga patut untuk dihukum pula.

Sayang skeptisme menerpa umat di rezim ini. Telah banyak penista agama bebas bebas saja. Ahok dihukum dengan tekanan jutaan umat. Itupun dipenjara dengan penuh pemanjaan. Lapas yang tak jelas.

Para penista agama yang bebas berujar dan berulah semakin banyak di negeri ini. Mulut mulut busuk melecehkan akidah dan syariah. Sulit memprosesnya. Simbol-simbol keagamaan disudutkan dan dilekatkan predikat negatif apakah radikal, intoleran, bahkan teroris.

Radikalisme adalah kata yang disemburkan oleh mulut busuk "islamofobia" lalu diburu dan diintimidasi. Racun ketakutan ditebar kemana-mana.

Saatnya politik hukum keagamaan ditata ulang. Pengambil keputusan politik di negeri ini mesti lebih arif. Main tuduh dan memproteksi peleceh agama adalah langkah yang tidak sehat. Hanya menciptakan kekecewaan dan kejengkelan.

Tak ada bangunan apik yang dapat didirikan di atas fondasi kejengkelan dan kekecewaan. Mulut-mulut busuk baiknya disumpal oleh hukum. Agar jera para peleceh lain.

Agama mesti dimuliakan, bukan dihina dan direndahkan.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan keagamaan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya