Berita

Sidang kasus proyek pengadaan BHS/RMOL

Hukum

Disidang, Mantan Vice President APP Ngaku Ditekan Tiga Petinggi Proyek Pengadaan BHS

KAMIS, 14 NOVEMBER 2019 | 20:58 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut adanya tekanan di tubuh BUMN, yakni PT Angkasa Pura Propertindo (APP) dengan PT Angkasa Pura (AP) II dalam proyek pengadaan semi Baggage Handling System (BHS) yang digarap oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI).

Tekanan tersebut dirasakan oleh mantan Vice President of Operation and Business Development PT APP, Pandu Mayor Hermawan yang kini menjabat sebagai Vice President Engineering and Constructicon PT APP.

Dalam persidangan pemeriksaan saksi atas terdakwa Andi Taswin Nur di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Pandu mengakui mendapatkan tekanan dari Executive General Manager Airport Maintenance Division PT AP II, Marzuki Battung; Direktur Keuangan PT AP II, Andra Y Agussalam; dan Tim Teknis PT INTI, Andi Nugroho.

Hal itu sesuai dengan berita acara pemeriksaan (BAP) yang dibacakan jaksa KPK. Menurut Pandu, Marzuki selalu bertanya soal progres pekerjaan dengan PT INTI. Padahal banyak pekerjaan proyek lain yang ia kerjakan.

"Tapi beliau tidak pernah menanyai atau bertanya secara teknis terhadap pekerjaan selain PT INTI. Padahal di bulan Februari, Maret, April itu saya sudah melakukan survei, desain, negosiasi untuk pembelian Xtrail. Saya sudah melakukan pekerjaan persiapan di 4 bandara, namun dari beliau seingat saya mempertanyakan progres dengan PT INTI saja," ungkap Pandu di persidangan, Kamis (14/11).

Tak hanya itu, Pandu juga membeberkan pengakuan Marzuki yang memerintahnya untuk membuat kontrak PT INTI paling lambat Mei 2019 yang kemudian dikirimkan kepada Andi Nugroho.

Saat itu, tekanan tersebut terjadi saat ia dipanggil ke ruangan kerja Marzuki.

"Ya di ruangan, saya ikut menjelaskan secara teknis kondisi perusahaan PT INTI. Nah waktu itu beliau seingat saya (mengatakan) tidak boleh melihat perusahaan dari orang yang sudah resign, seingat saya itu. Sehingga ya harus dilihat kondisi hari ini karena sinergi BUMN-nya," beber Pandu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya