Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Bantu Tingkatkan Remitansi, Apjati Akan Terus Dorong Penyiapan PMI Terampil

MINGGU, 10 NOVEMBER 2019 | 16:15 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) selama ini mayoritas melalui sektor swasta alias private to private.

Perusahaan swasta yang dikenal dengan Perusahaan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) merupakan institusi terbesar dalam menyumbangkan devisa ke negara setelah pemasukan negara dari sektor minyak dan gas bumi.

Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) akan terus membantu pemerintah dalam menyumbangkan devisa melalui penempatan PMI yang terampil ke seluruh manca negara.


"Mengutip data Bank BRI sampai 2019 tercatat total volume transaksi remitansi sebesar Rp 218 triliun," kata Ketua Umum Apjati, Ayub Basalamah dalam keterangannya, Sabtu (10/11).

Menurut Ayub, tantangan ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan diakui cukup berat. Mengutip pendapat Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath, Ayub mengatakan ekonomi dunia akan menghadapi masa genting pada 2020 mendatang.

Kegentingan yang tersirat dalam update Outlook Ekonomi Dunia kuartalan meramalkan ekonomi dunia pada tahun ini hanya akan menyentuh 3,2 persen, atau turun dibandingkan proyeksi April yang masih 3,3 persen.

Sementara itu, IMF meramalkan ekonomi dunia tahun 2020 akan tumbuh 3,5 persen, lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya yang 3,6 persen.

Ayub menjelaskan, kelambanan pertumbuhan ekonomi dunia juga akan berimbas kepada Indonesia yang salah satunya adalah dalam hal penciptaan lapangan kerja di dalam negeri.

Apalagi Indonesia juga mendapatkan bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada 10 tahun ke depan. Yaitu adanya jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70 persen, sedangkan 30 persen adalah penduduk dengan usia non-produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Bila dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara penduduk non-produktif hanya 60 juta.

Karena itu, lanjut Ayub, tidak ada pilihan lain kecuali Apjati akan mendorong penyiapan PMI yang terampil dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan para pengguna di luar negeri.

"Kami memahami bahwa pidato Presiden Jokowi tentang perlunya bangsa ini menyiapkan agenda SDM unggul untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain itu memang merupakan agenda yang kita persiapkan untuk 5 tahun ke depan," imbuhnya.

Negeri Filipina, kata Ayub, mengandalkan pemasukan utama dari sektor Pekerja Migran yang memiliki kompetensi tinggi. Padahal, jumlah penduduknya lebih kecil dari Indonesia tetapi nilai remitansinya setahun mencapai 24 miliar dolar AS.
   
Ayub menambahkan, peningkatan remitansi ini berkaitan dengan PMI yang terampil, bersertifikat, memiliki kemampuan bahasa di negara penempatan, termasuk mampu berbahasa Inggris merupkan bonus utama bagi PMI.

Pihaknya memahami, bahwa sumber pemasukan dari bahan baku fosil tentu suatu saat akan habis. Karena itu, mereka bersama stakeholder terus mendorong pengembangan kompetensi PMI agar memiliki daya saya tinggi. Asumsinya, dengan jumlah penempatan PMI yang besar seharusnya remitansi yang dihasilkan juga besar.

Pada saat bersamaan, lanjut Ayub, Apjati juga terus melakukan peningkatan kualitas PMI melalui Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK) ke Arab Saudi yang sudah berjalan saat ini.

"Selama 8 tahun devisa kita dari Timur Tengah menurun drastis lantaran tidak ada penempatan PMI. Karena itu, dengan pembukaan penempatan PMI ke Arab Saudi diharapkan akan meningkatkan remitansi dari Arab Saudi. Selain itu, Apjati juga sedang menjalin kerjasama dengan negeri China  di sektor Awak Buah Kapal (ABK), perikanan dan sektor manufaktur lainnya," tuturnya.

Ayub mencatat, selama kunjungan ke negeri Tirai Bambu dua bulan lalu, pihaknya melihat ada permintaan yang tinggi untuk penempatan PMI berketerampilan di sektor kelautan dan perikanan. Saat ini sudah banyak pekerja asing dari Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan Bangladesh yang bekerja di sektor kelautan dan perikanan.

"Galangan industri kapal perikanan laut China banyak membutuhkan ABK dan PMI di sektor manufacture pengolahan hasil ikan. Intinya, Apjati dalam lima tahun ke depan akan terus membantu peningkatan remitansi kepada negara melalui penempatan PMI berkualitas, kompeten dan memiliki daya saing yang tinggi," tutupnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya