Berita

Kenaikan iuran BPJS Kesehatan bikin anggara Pemerintah Daerah ikut membengkak/Net

Politik

Keluhkan Kenaikan Iuran BPJS, Pemkab Blora Minta Bantuan Dana Dari Pusat

MINGGU, 10 NOVEMBER 2019 | 03:48 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang sudah diteken oleh Presiden Joko Widodo yang hanya akan membebani masyarakat. Pemerintah Daerah pun teriak karena anggaran yang harus disediakan kian membengkak.

Seperti yang dikeluhkan Pemerintah Kabupaten Blora. Snggaran yang disediakan Pemkab untuk menanggung biaya peserta BPJS kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) dipastikan meningkat drastis. Padahal, APBD sudah kadung disepakati.

Dengan naiknya iuran BPJS sebesar 100 persen, maka anggaran yang harus dikeluarkan setiap tahunnya hampir mencapai Rp 28 miliar. Padahal tahun depan, Pemkab hanya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 15 miliar.


"Kemarin kita total, kebutuhan kita untuk tahun 2020 sekitar Rp 28 miliar. Padahal saat ini kita hanya anggarkan Rp 15 miliar. Untuk kekurangannya ya itu, pusingnya di situ. Kan naiknya hampir dua kali lipat," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, kepada Kantor Berita RMOLJateng, Jumat (8/11).

Lilik mengaku, kenaikan iuran BPJS sangat memberatkan keuangan APBD. Apalagi kebijakan ini turun pada saat anggaran sudah selesai dibahas.

"Kita membiayai PBI kelas 3 itu 55 ribu orang. Tinggal dikalikan saja, 55 ribu kali 22 bulan di kali Rp 42 ribu. Jenengan bisa itung sendiri. Jadi memang berat. Apalagi kenaikan tiba-tiba. Seluruh Indonesia tidak tahu. Makanya pusing, padahal anggaran sudah dibahas," keluhnya.

Saat ini, menurut Lilik, solusi yang bisa dilakukan Pemkab hanya meminta bantuan dari Pusat.

"Kita ajukan bantuan ke Propinsi dan Pusat. Mau bagaimana lagi, kita sesuai kemampuan yang ada. Semoga kekurangannya ya bisa dibantu Pusat," harapnya.

Terpisah, Wakil ketua DPRD Kabupaten Blora, Siswanto meminta Pemkab untuk segera mendata ulang kebutuhan anggaran. Kalaupun anggaran yang saat ini kurang, pihaknya meminta agar segera diajukan ke DPRD.

"Kita ingin tahu sebenarnya kebutuhan anggarannya berapa. Kami minta Pemkab untuk mendata ulang itu. Jika memang itu kurang apakah akan diajukan lagi di perubahan tahun depan atau bagaimana. Yang pasti kita ingin kepastian. Jangan sampai gara-gara masalah ini, banyak warga yang nggak bisa terjamin kesehatannya," tandas politikus Golkar itu.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya