Berita

Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh/Net

Politik

KONGRES NASDEM

Babak Baru Saling Sindir Jokowi-Surya Paloh, Ada Apa?

SABTU, 09 NOVEMBER 2019 | 22:47 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Aksi saling sindir disuguhkan para pelaku politik Tanah Air. Setelah sebelumnya Presiden Joko Widodo menyindir kedekatan Surya Paloh dengan PKS, kini giliran Ketum Nasdem tersebut yang memainkan panggungnya dalam Kongres II dan Harlah ke-8 Nasdem.

"Bantahan atas sindiran Jokowi itu dijawab oleh Surya Paloh di acara Kongres Nasdem. Hal ini seperti gayung bersambut atas semua kepingan puzel yang sedang mewarnai panggung muka perpolitikan Indonesia saat ini," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/11).

Menurutnya, tontonan saling sindir koalisi ini terjadi karena adanya residu penyusunan kabinet Indonesia Maju yang tidak memuaskan Nasdem sebagai pengusung Jokowi-Amin.

Tak hanya itu, desas-desus Nasdem mengarah ke oposisi juga disinyalir buntut masuknya Gerindra ke dalam lingkaran istana. Khusus persoalan ini, keresahan tak hanya dirasakan oleh Nasdem, melainkan sebagian besar parpol pendukung pemerintah.

"disrupsi politik sedang terjadi karena bersatunya dua simbol kekuatan politik Tanah Air yang selama dua kali Pilpres bersiteru. Ini sungguh tidak disangka-sangka oleh parpol 'tertentu' di dalam koalisi pendukung Jokowi- Amin," sambung alumni Lemhanaas Pemuda I 2009 itu.

Hal inilah yang membuat peta koalisi pendukung pemerintah melakukan berbagai manuver politik seperti yang dilakukan Nasdem. Tujuannya, jelas Silaen, yakni untuk mencari perhatian khusus Jokowi.

"Babak ini bisa saja akan mengganggu konsentrasi Jokowi atau malah membangunkan sisi lain dari seorang Presiden Jokowi untuk melakukan tindakan-tindakan ekstrem di luar dugaan banyak pihak," paparnya.

Puncaknya di arena Kongres Nasdem. Beberapa kader menyauti pidato Surya Paloh dengan teriakan 'hidup' dan 'merdeka'. Beberapa orang, kata Silaen, bahkan berteriak meminta Nasdem menjadi oposisi dari pemerintahan Jokowi.

Teriakan itu cukup keras di beberapa kesempatan waktu. Politik itu terkadang menguras energi karena seolah-olah mau perang besok tapi terkadang jadi entertaining buat pemirsanya. Yang penting jangan baper dan jangan salah memaknai," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya