Berita

Indonesia-Japan Consular Consultation yang ke-5 di Surabaya/Istimewa

Dunia

Visa Suaka Kerap Disalahgunakan, Indonesia Dan Jepang Gelar Konsultasi Konsuler

JUMAT, 08 NOVEMBER 2019 | 12:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Jumlah pemohon visa suaka dari Indonesia ke Jepang cenderung naik dari tahun ke tahun. Bahkan, banyak yang menggunakan visa suaka ini untuk mencari kerja. Padahal, WNI yang menggunakan visa suaka ini akan mendapat perlakuan yang kurang adil dari perusahaan Jepang.

Persoalan visa suaka ini menjadi salah satu bahasan utama dalam Indonesia-Japan Consular Consultation yang ke-5 di Surabaya, Kamis (7/11) dan Jumat (8/11).

Karena, peningkatan arus manusia antara Jepang dan Indonesia tidak hanya meningkatkan peluang di antara kedua negara. Namun juga memberi tantangan, khususnya mengenai persoalan visa suaka.


Menurut Direktur Konsuler Kementerian Luar Negeri, Prasetyo Hadi, tingginya arus pertukaran manusia di antara kedua negara telah meningkatkan persoalan mengenai perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) pencari visa suaka ke Jepang.

"Pada 2016, jumlah pencari suaka mencapai 1.829 orang, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan 2015 (969 orang) dan 2014 (14 orang). Kebanyakan WNI pencari suaka tersebut adalah pemegang e-passport bebas visa dan pemagang (trainee) yang mencari suaka karena motif ekonomi dan latar belakang lainnya," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan, para WNI pemohon suaka bahkan secara terang-terangan mengaku bahwa aplikasi visa suaka adalah untuk mencari kerja. Padahal dengan visa suaka ini, WNI kerap kali mendapatkan perlakuan yang kurang adil dari perusahaan dan agen Jepang.

Sehingga, dalam konsultasi ini, tutur Prasetyo, perlu adanya upaya preventif dari pemerintah Indonesia dan kerja sama dengan Pemerintah Jepang.

“Perlu kiranya dilakukan diseminasi informasi di Jepang maupun di Indonesia guna menjelaskan bahwa visa suaka bukanlah visa untuk bekerja agar WNI tidak terperdaya,” tambahnya.

Selain Prasetyo, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Winanto Adi juga turut hadir dalam konsultasi tersebut. Sementara delegasi Jepang diwakili oleh Direktur Foreign Nationals’ Affairs Bureau, Mitsuru Myochin.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya