Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Ekonom Asing Ragukan Validitas Data Ekonomi Indonesia, Pengamat: Kredibilitas Bangsa Jadi Taruhan

RABU, 06 NOVEMBER 2019 | 19:08 WIB | LAPORAN: AZAIRUS ADLU

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mandek di 5 persen beberapa tahun terakhir hingga kini membuat sejumlah analis ekonomi dunia ragu dengan keabsahan angka tersebut.

Salah satunya datang dari Analis Ekonomi Capital Economics asal Inggris, Gareth Leather.

Menurut Leather, dari data indikator bulanan yang ia telaah, terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang begitu signifkan setahun terakhir, namun angka yang dirilis, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di 5 persen.

"Kami tidak memiliki kepercayaan banyak pada angka-angka resmi PDB Indonesia, yang telah stabil selama beberapa tahun terakhir,” kata Leather seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/11).

Selain Leather, Ekonom Hong Kong dari Natixis SA, Trinh Nguyen juga mempertanyakan angka tersebut dalam unggahan di Twitter pribadinya. Ia menilai janggal angka 5 persen yang dirilis tersebut.

"Saya tidak tahu bagaimana ekonomi dapat tumbuh pada tingkat yang sama untuk waktu yang lama tetapi Indonesia miliki," katanya.

"Padahal pengeluaran pemerintah lemah dan investasi melambat ditambah impor mengalami kesulitan," imbuhnya.

Menyikapi hal itu, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan, meski angka 5 persen diragukan, namun itulah yang terjadi di Indonesia.

Menurut Suhariyanto, angka 5 persen yang dirilis BPS sudah sesuai dengan kaidah perhitungan yang ketat dan hal itu dipantau oleh lembaga independen, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF).

Ia menambahkan, jika BPS melakukan "kecurangan" dalam penghitungan pertumbuhan ekonomi, hal tersebut akan menjadi aib internasional bagi Indonesia.

"Jika saya melakukan sesuatu dengan data, IMF akan mengetahuinya. Dan jika itu terjadi, bukan hanya BPS yang akan menanggung rasa malu, kredibilitas negara hancur," katanya.

Melihat fenomena ini, Pengamat Kebijakan Ekonomi Publik Hidayat Matnoer menilai, alangkah profesionalnya bila BPS menjawab tudingan miring dari ekonom asing dengan data yang valid, bukan hanya dengan pernyataan yang membantah penilaian miring tersebut.

"Para Analis dari London dan Hong Kong mencurigai angka PDB Indonesia. Angka yang konsisten stabil sekitar 5 perseb sebenarnya diragukan. Sejak tahun lalu sebenarnya telah terjadi perlambatan yang signifikan," katanya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, sesaat lalu.

Alumni UI ini berpandangan, hal tersebut akan sangat berisiko terhadap kredibilitas bagi BPS dan Bangsa Indonesia bila kejanggalan yang dikemukakan analis asing tersebut benar.

"Ini sedang berlangsung. Semoga BPS mampu menjawabnya bukan hanya dengan statement tapi dengan data lebih valid," demikian Hidayat.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Masyarakat Tidak Perlu Panik, DPR Pastikan Distribusi Gas Melon Lancar

Senin, 10 Februari 2025 | 23:18

Polres Pelabuhan Belawan Tangkap Empat Pelaku Tawuran, Hasil Tes Urine Positif Narkoba

Senin, 10 Februari 2025 | 22:50

Dekatkan Dunia Usaha dengan Mahasiswa, UNHAS Gandeng Asprindo

Senin, 10 Februari 2025 | 22:31

Faizal Assegaf: Raja Kecil itu Bahlil

Senin, 10 Februari 2025 | 22:20

Polda Metro Jaya: Pers Berikan Manfaat Bagi Polisi dan Masyarakat

Senin, 10 Februari 2025 | 22:08

Ketua Komisi V: Anggaran IKN Diblokir Bukan Berarti Dihentikan

Senin, 10 Februari 2025 | 22:02

Jenderal Agus Subiyanto Rotasi 65 Pati, Paling Banyak Matra Angkatan Darat

Senin, 10 Februari 2025 | 21:56

Wariskan Banyak Masalah, Jokowi Harus Diseret ke Penjara

Senin, 10 Februari 2025 | 21:51

Tim Transisi Pramono-Rano Pastikan Warga Tak Terkendala Air Bersih

Senin, 10 Februari 2025 | 21:46

Ted Sioeng Akui Sempat Kabur ke Singapura, Diringkus di China

Senin, 10 Februari 2025 | 21:44

Selengkapnya