Berita

Ketum Nasdem Surya Paloh sambangi DPP PKS/RMOL

Politik

Kunjungan Nasdem Ke PKS Untuk Selamatkan Indonesia Dari Politik Otoritarian

MINGGU, 03 NOVEMBER 2019 | 11:36 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Langkah Partai Nasdem untuk menggandeng pihak oposisi dinilai sebagai menjaga check and balance dan juga keluar dari ancaman otoritarian.

Hal ini diungkapkan anggota DPR RI dari Partai Nasdem Charles Meikyansyah. Menurutnya, politik otorian menghambat negara untuk maju.

“Pekerjaan Rumah kita ke depan sungguh sangat besar. Terus menyelenggarakan demokrasi yang bermutu dengan menguatkan sistem check and balances akan menyelesaikan masalah utama yaitu kembalinya politik otoritarian yang menghambat negara untuk maju,” ungkap Charles  kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/11).


Dia memberikan contoh sebuah tulisan Vicky Randall dan Lars Svasand yang berjudul The Contribution of Parties to Democracy and Democratic Consolidation. Dalam buku itu menunjukkan matinya mekanisme check and balances karena tidak adanya partai oposisi. Sehingga,  membuat Afrika di bawah kekuasaan otoritarianisme.

Tak hanya Afrika, lanjut Charles, Indonesia juga pernah mengalami hal itu saat dipimpin Presiden Soeharto,

“Kita memiliki sejarah kelam bahaya kembalinya politik otoritarian,” tegasnya.

Indonesia, kata Charles, memiliki sejarah panjang mengenai demokrasi yang bekerja tanpa adanya oposisi pada rezim Orde Baru.

“Kooptasi oposisi dalam cengkraman rezim membuat pembangunan politik mengalami pembusukan (political decay) dan berakhir dalam kejatuhan melalui reformasi,” imbuhnya.

Dia menambahkan jalan kritis dan konstruktif akan menghidupkan oposisi dan membuat relasi yang seimbang. Jika tidak, sistem otoritarian akan muncul kembali di Indonesia.

“Nasdem memilih untuk menghidupkan relasi yang seimbang antara pemerintah dengan oposisi. Karena kalau tidak kita akan jatuh pada sejarah kembalinya otoritarian. Harga yang mahal bagi bangsa. Nasdem juga memilih untuk melampaui kalkulasi politik demi kepentingan partai sesaat," tutupnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya