Berita

Logo BMKG/Net

Nusantara

BMKG: Kabar Indonesia Sedang Dilanda Gelombang Panas Hoax!

KAMIS, 24 OKTOBER 2019 | 21:47 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pesan berantai yang beredar di aplikasi jejaring sosial, WhatsApp bahwa Indonesia akan dilanda gelombang panas merupakan informasi bohong alias hoax.

Penegasan itu sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) R. Mulyono R. Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/10).

Dia meluruskan bahwa Indonesia sedang tidak dilanda gelombang panas. Fenomena itu hanya bisa terjadi di wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia berada di ekuator, yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.


Mulyono juga menegaskan, suhu panas di Indonesia tidak pernah mencapai angka 40 derajat celsius. Data BMKG menyebut suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia sebesar 39,5 derajat celcius pada tahun 2015.

“Itu terjadi di Kota Semarang, Prov Jateng,” ujarnya.

Sementara mengenai suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia, Mulyono menjelaskan bahwa itu merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari.

Pergerakan ini adalah suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Pada 20 Oktober terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang mencatat suhu maksimum tertinggi yaitu, Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38,8 derajat celcius, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38,3 derajat celcius, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37,8 derajat celcius.

“Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, di mana pada periode Oktober di tahun 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 derajat celcius,” jelasnya.

Lebih lanjut, BMKG mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas untuk minum air putih yang cukup. Tujuannya, untuk menghindari dehidrasi.

“Termasuk mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari, jika beraktivitas di luar ruangan, serta mewaspadai aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla,” tutup Mulyono.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya