Berita

Fahira Idris/Net

Politik

Fahira Idris: Jargon "Kerja Kerja Kerja" Harus Diganti

RABU, 23 OKTOBER 2019 | 14:29 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Kabinet baru telah terbentuk dan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Keperesidenan, Jakarta, Rabu (23/10).

Kini rakyat mengawasi dan menanti sepak terjang Presiden dan para pembantunya mengurai benang kusut berbagai persoalan di negeri ini. Kompleksitas persoalan yang dihadapi Indonesia tidak bisa diselesaikan hanya dengan motto "kerja kerja kerja" seperti jargon yang diserukan periode pertama Jokowi.

"Menguraikan persoalan negeri ini perlu gagasan, narasi, baru kemudian kerja," kata Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR Fahira Idris dalam keterangannya.

Senator asal DKI Jakarta ini mengungkapkan, Indonesia Maju yang menjadi tagline pemerintahan Jokowi-Maruf membutuhkan sebuah gagasan dan narasi besar sebagai ruh penyemangat para menteri untuk bekerja.

Gagasan dan narasi besar ini juga penting bagi rakyat agar bisa mengetahui, memahami, dan mengawal wajah Indonesia seperti apa yang ingin diwujudkan Presiden lima tahun ke depan.

Rakyat akan memberi dukungan jika gagasan dan narasi yang disampaikan benar-benar menyentuh persoalan rakyat, mempunyai solusi cerdas untuk mengurainya, dan disampaikan dengan penuh optimisme.

"Saya kira jargon 'kerja kerja kerja' harus diubah. Pak Jokowi harus lebih sering sampaikan apa gagasan besarnya menjadikan Indonesia lebih maju kehadapan publik. Karena para menteri ini kan tidak punya visi misi yang ada visi misi Presiden yang harus mereka jalankan. Tuangkan gagasan tersebut dalam narasi yang mampu menyakinkan rakyat sehingga rakyat ikut mendukung," ujar Fahira.

Harus diakui di periode pertama, lanjut Fahira, karena jargon "kerja kerja kerja", rakyat jarang disuguhkan gagasan besar presiden bagi negeri ini misalnya saja soal keadilan hukum, keadilan ekonomi, dan keadilan sosial. Belum lagi isu-isu spesifik misalnya pemberantasan korupsi, soal lingkungan hidup dan irisan dengan pembangunan dan investasi serta soal HAM, dan isu lainnya.

Gagasan dan narasi Jokowi juga sangat terbatas menanggapi isu-isu kekiniaan misalnya soal Papua. Keterbatasan gagasan dan narasi ini mengakibatkan, publik tidak sepenuhnya memahami apa yang hendak dilakukan pemerintah menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.

Menurut Fahira, rakyat harus mendengar gagasan Presiden yang akan memfokuskan pembangunan SDM sebagai jalan untuk Indonesia maju. Seperti apa narasi Presiden untuk menuntaskan masalah-masalah utama yang menghambat pembangunan SDM di negeri ini.

"Jadi mewujudkan Indonesia Maju itu dimulai dari gagasan dan narasi baru kemudian kerja. Kerja tanpa gagasan dan narasi, akan membuat apa yang dikerjakan Presiden dan pembantunya kehilangan spirit dan hasilnya pun tidak akan signifikan. Selama keadilan hukum, ekonomi, dan sosial masih belum dirasakan, Indonesia Maju tidak akan pernah terwujud. Nah, Presiden perlu sampaikan gagasan besarnya bagaimana agar keadilan hukum, ekonomi, dan sosial bisa dirasakan sehingga rakyat optimis lima tahun ke depan Indonesia benar-benar bisa maju," tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya