Berita

dik Kandung Eks Komisioner KPK Bambang Widjojanto (BW), Haryadi Budi Kuncoro/RMOL

Hukum

Usai 9 Jam Digarap KPK, Adik Kandung BW 'Membeku' Saat Ditanya Wartawan

SENIN, 21 OKTOBER 2019 | 20:04 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggarap Adik Kandung Eks Komisioner KPK Bambang Widjojanto (BW), Haryadi Budi Kuncoro.

Haryadi digarap sebagai saksi kasus dugaan suap proyek pengadaan tiga unit QCC di PT Pelindo II yang menjerat mantan Dirut PT Pelindo II, Richard Joost (RJ) Lino.

Haryadi merupakan staf pada Direktur Teknik dan Manajemen Risiko PT Pelindo II (Persero). Dia diperiksa sebagai saksi bersama Direktur Legal Kurnia Land, A Syafrullah Alamsyah untuk tersangka RJ Lino.

Sekitar hampir sembilan jam diperiksa oleh penyidik KPK, Haryadi akhirnya keluar dari Gedung Merah Putih KPK. Dia tampak mengenakan kemeja putih lengan pendek dan berkacamata.

Saat dicecar pertanyaan oleh awak media, dia tiba-tiba membeku dan tidak mau berbicara sedikit pun. Padahal, awak media hanya mengonfirmasi ihwal pemeriksaannya itu.

Tak puas belum mendapat jawaban dari Haryadi, awak media terus mengikutinya hingga sampai ke Hotel Royal Kuningan yang letaknya beberapa ratus meter dari gedung KPK. Namun, Adik Kandung BW itu tetap bungkam dan kerap menundukkan kepalanya dari sorotan kamera awak media.

Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pemeriksaan adik kandung BW itu kaitannya dalam kasus dugaan suap yang menjerat RJ Lino. Febri mengatakan, Hariyadi didalami perannya terkait pengadaan Quay Container Crane (QCC) di PT Pelindo II (Persero).

"Penyidik mendalami keterangan saksi (Haryadi Budi Kuncoro) terkait dengan proses pengadaan QCC di PT Pelindo II," kata Febri saat dikonfirmasi, Senin (21/10).

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan RJ Lino sebagai tersangka sejak akhir 2015. Namun KPK belum juga menahan RJ Lino.

RJ Lino diduga menyalahgunakan jabatannya dengan menunjuk langsung HDHM dari China dalam pengadaan tiga unit QCC. Pengadaan QCC tahun 2010 diadakan di Pontianak, Palembang, dan Lampung. Proyek pengadaan QCC ini membutuhkan uang sekitar Rp 100 miliar.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya