Berita

Ekonom senior DR Rizal Ramli dan Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Jurus Rizal Ramli Bakal Wujudkan Mimpi Indah Jokowi

MINGGU, 20 OKTOBER 2019 | 21:51 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah menjadi mimpi yang diucapkan Presiden Joko Widodo usai resmi dilantik, Minggu (20/10).

Dalam mimpinya, Jokowi ingin Indonesia menjadi negara maju pada 2045. Indikator kemajuan Indonesia yang dimimpikan itu adalah pendapatan per kapita Rp 320 juta per tahun, PDB sebesar 7 triliun dolar AS, masuk dalam kelompok G-5, dan angka kemiskinan mendekati nol.

Pertanyaan yang muncul kemudian, siapa orang yang mampu mewujudkan mimpi indah Jokowi itu?

Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR Rizal Ramli adalah solusinya. Sejak 2017 lalu, ekonom senior tersebut sudah menguraikan jurus jitunya untuk menaikan ekonomi Indonesia dalam waktu singkat.

RR, sapaan akrabnya, optimis bisa dengan mudah menaikkan ekonomi sebesar 6,5 persen dalam waktu satu setengah tahun.

Caranya, dengan tidak lagi mengikuti saran dari Bank Dunia. Dia juga menolak kebijakan austerity atau pengetatan anggaran dari Bank Dunia yang selama ini diikuti Menteri Keuangan Sri Mulyani.

“Karena ekonomi sudah melambat lalu diketatkan, yang terjadi justru makin rontok dia. Sederhana saja kan,” ujar Rizal Ramli dalam sebuah wawancara dengan media nasional pada Desember 2017 lalu.

Kebijakan austerity bukan solusi. Terbukti tidak ada negara maju yang mengikuti langkah tersebut. Sebaliknya, negara maju justru mengelontorkan dana lebih saat ekonomi sedang lesu.

“Nanti kalau ekonomi sudah naik baru diuber pajaknya,” tegas mantan Menko Kemaritiman itu.

Bank Dunia dengan sengaja menganjurkan austerity program lantaran kebijakan itu penting untuk mengamankan kepentingan kreditor.

“Yang penting ada uang untuk bayar, makanya dia austerity,” tegasnya.

Pernyataan RR bukan isapan jempol belaka. Dia pernah membuktikan jurusnya itu saat menjabat sebagai Menko Perekonomian era Gus Dur.

Saat menjabat, katanya, ekonomi Indonesia dalam kondisi minus 3 persen. RR yang dilantik pada bulan Oktober langsung menghubungi lembaga pemeringkat ekonomi, Standard and Poor’s untuk melakukan lobi-lobi.

Bulan Januari, dia pergi ke New York untuk melakukan lobi secara out of the box. Disebut gebrakan lantaran peringkat ekonomi biasanya dikeluarkan pada bulan Agustus, sementara dia melobi pada bulan Januari.

“Saya juga tidak mau dirating oleh orang-orang Singapura yang tahu negatif-negatifnya,” tegasnya.

Saat lobi-lobi itu, memang ada tawaran austerity program dengan memotong sejumlah anggaran. Tapi RR tegas menolak.

“Kalau rating agency senang dengan program itu, tapi saya nggak mau,” ujarnya.

Dia pun menawarkan sejumlah kebijakan yang mendorong investasi real estate, juga memangkas bunga yang tinggi, dan menggenjot ekspor.

Investais real estate, katanya, seperti kepala naga yang diikuti banyak investasi lain masuk ke Indonesia.

“Mereka percaya, sebulan kemudian dinaikan, satu tingkat,” kata RR.

Alhasil, selama 21 bulan kepemimpinan Gus Dur, ekonomi Indonesia bisa tumbuh menjadi 3,5 persen. Atau naik 6,5 persen jika dihitung dari minus 3 persen.

Pengalaman RR ini layak jadi bahan pertimbangan Jokowi sebelum besok pagi mengumumkan susunan kabinet. Sebab, pengalaman dan gebrakan RR terbilang mumpuni untuk bisa wujudkan mimpi indah Jokowi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya