Berita

Edi Hasibuan/Net

Hukum

KontraS Diminta Tidak Menduga-duga Penyebab Meninggalnya Mahasiswa Kendari

SABTU, 19 OKTOBER 2019 | 14:30 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Komisi Orang Hilang dan korban kekerasan (KontraS) diminta tidak buru-buru menyimpulkan bahwa mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari M. Yusuf Kardawi (19) meninggal karena ditembak.

"Kami ingatkan kepada KontraS jangan cepat mengambil keputusan bahwa mahasiswa itu tewas ditembak," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan, Sabtu (19/10).

Menurut mantan anggota Kompolnas ini, sebelum memberikan pernyataan kepada publik atas hasil investigasinya, KontraS harus lebih dulu melihat bukti-bukti materil dan hasil otopsi dari korban, baru memberikan putusan.


"Jadi tidak menduga-menduga penyebab kematian korban. Sebab, kepastian korban ditembak atau tidak itu sepenuhnya dilihat dari hasil otopsi korban,' terangnya.

Jelas Edi, pernyataan KontraS itu sangat berbahaya dan bisa membuat gejolak baru dan menimbulkan situasi menjadi tidak kondusif.

"Kami sarankan KontraS lebih dahulu koordinasi dengan Polri untuk melihat hasil otopsi korban seperti apa hasilnya," sebut dosen hukum dari Universitas Bhayangkara Jakarta ini.

Ditambahkannya, bicara masalah hukum tentu harus disertai dengan pembuktian berupa alat bukti materil dan hasil otopsi korban, agar bisa dipastikan korban meninggal apakah karena ditembak atau penyebab lain.

"Ketentuan dalam hukum mengatur demikian," demikian Edi Hasibuan.

KontraS mengaku menemukan fakta lain terkait tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo bernama Randi (21) dan M. Yusuf Kardawi (19). KontraS menyatakan ada kemungkinan Yusuf juga tewas karena tertembak.

Investigasi ini dilakukan dengan metode wawancara saksi mata di lapangan. KontraS juga melakukan komunikasi dengan lembaga Ombudsman dan tim kuasa hukum korban, termasuk kroscek dengan media di lokasi juga sudah dilakukan.

Investigasi dilakukan setelah terjadinya demo ricuh di Kendari yang menewaskan mahasiswa.

"Hasil temuan awal kita bahwa kami menduga dua orang mahasiswa ini mengalami penembakan. Kalau kami menduga penembakan ini terjadi kepada almarhum M. Yusuf Kardawi yang berada persis di samping Kantor Disnaker," kata Kepala Divisi Pembelaan HAM KontraS, Arif Nur Fikri kepada wartawan di Jakarta, Senin lalu (14/10).

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya