Berita

erdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar/Net

Dunia

Brexit Tinggal Hitungan Hari, Keinginan Irlandia Masih Buntu

KAMIS, 10 OKTOBER 2019 | 02:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Irlandia masih belum bisa mendapatkan kesepakatan yang diinginkan terkait dengan Brexit. Penegasan itu disampaikan Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar usai berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Selasa malam (8/10) waktu setempat.

Perbincangan melalui sambungan telepon selama 40 menit itu menemui jalan buntu.

"Jujur, saya pikir itu akan sangat sulit untuk mendapatkan kesepakatan pekan depan," ujar Varadkar seperti yang dilansir Associated Press.

Varadkar mengungkapkan, Inggris dan Uni Eropa (UE) masih memiliki kesenjangan yang besar sementara Johnson akan tetap menarik Inggris dari UE per 31 Oktober mendatang.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan Irlandia tidak akan menerima kesepakatan karena Brexit yang direncanakan Johnson akan menghapuskan perbatasan antara Republik Irlandia dengan Irlandia Utara yang dikelola Inggris.

Kesepakatan tersebut berbeda dengan apa yang dinegosiasikan Irlandia dengan pendahulu Johnson, Perdana Menteri Theresa May.

Oleh karenanya, Varadkar menyatakan akan berusaha mencapai kesepakatan dengan Inggris sebelum KTT Uni Eropa yang dilaksanakan pada pekan depan.

“Pada dasarnya apa yang telah dilakukan Inggris adalah menolak kesepakatan yang kami negosiasikan dengan itikad baik bersama Perdana Menteri (Theresa) May selama dua tahun," kata Varadkar.

Sementara itu, kantor Johnson justru membantah hal tersebut. Pada Selasa, Johnson berdalih bahwa sikap keras kepala UE telah menyebabkan kegagalan dalam negosiasi. Meski demikian, Johnson mengaku masih berharap untuk mencapai kesepakatan dan akan bertemu langsung dengan Varadkar.

Tetapi Johnson mengatakan, jika memang kesepakatan tidak dapat dicapai hingga 31 Oktober, maka Inggris akan pergi tanpa penyesalan dari UE. Sedangkan Times of London melaporkan, Rabu (9/10), lima menteri kabinet Johnson mengancam akan mengundurkan diri jika pemerintah Konservatif mengadopsi Brexit tanpa kesepakatan sebagai kebijakan pusatnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya