Berita

Rizal Ramli/Net

Politik

Tahun Lalu Rizal Ramli Sudah Ingatkan Buzzer Merusak Demokrasi, Sekarang Kejadian

SENIN, 07 OKTOBER 2019 | 07:36 WIB | LAPORAN: AZAIRUS ADLU

Fenomena buzzer politik mencuat ke publik, banyak kalangan menyebut buzzer merusak iklim demokrasi sehat di Indonesia dan membuat pemerintah terbuai hingga akhirnya terkesan alergi pada kritik.

Kelakuan buzzer ini hampir selalu tidak fair, mereka memuja-muji pemerintah dan menyerang siapapun yang mengkritik pemerintah, meski dalam hal ini kadang kritik datang pada saat yang tepat.

Menanggapi kelakuan buzzer yang destruktif, Kepala Staf Presiden Moeldoko meminta para buzzer untuk menahan diri karena kelakuan minus mereka berdampak negatif untuk citra pemerintah, terkhusus Presiden Joko Widodo.

Sebetulnya, pada tahun lalu, tepatnya 13 Agustus 2018, Politikus Senior Rizal Ramli sudah memperingatkan akan dampak negatif buzzer terhadap iklim demokrasi Indonesia.

Saat itu, Rizal meminta kepada capres yang akan bertarung pada Pilpres 2019 untuk beradu gagasan ketimbang memelihara buzzer untuk membuat "kebisingan" di media sosial.

Menurut Rizal, fenomena buzzer di setiap kontestasi politik hanya menjadi perusak demokrasi. Karena celotehan mereka tidak ada isinya, hanya kebisingan yang disebarkan oleh mereka, bukan gagasan.

"Buzzer itu kan orang yang dibayar untuk membuat noise, kebisingan," kata Rizal di kantor PBNU tahun lalu.

"Para capres janganlah pakai buzzer-buzzer lagi, karena semakin banyak buzzer semakin rusak demokrasi kita," tandas RR sapaan akrab ekonom senior itu.

Populer

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

Polri Gandeng INASSOC Sosialisasikan Aturan Penggunaan Airsoft Gun

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:34

Wamenkop Ferry Juliantono Ingin Gapoktan Naik Kelas

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:33

Kontrol Sipil ke Militer Harus Objektif, Jangan Pragmatis

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:23

Warga Jakarta Diminta Waspada Cuaca Ekstrem

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:12

Hasto Siap Sampaikan Eksepsi Pekan Depan

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:51

Sidang Perdana Duterte di ICC, Momen Bersejarah bagi Keadilan Internasional

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:30

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:23

Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik dari Rp71 Triliun Jadi Rp171 Triliun

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:17

Pengamat: Bagaimana Mungkin Seorang Teddy Dilantik jadi Seskab?

Jumat, 14 Maret 2025 | 13:59

Korsleting Baterai Jadi Penyebab Kebakaran Air Busan

Jumat, 14 Maret 2025 | 13:54

Selengkapnya