Berita

Ilustrasi rusuh Papua/Net

Pertahanan

Wamena Kembali Bergejolak Karena Pemerintah Hanya Anggap Ekonomi Satu-satunya Masalah Papua

MINGGU, 29 SEPTEMBER 2019 | 21:42 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Konflik dan kekerasan yang kembali terjadi di Wamena merupakan akumulasi dari persoalan Papua yang tak kunjung dapat diselesaikan dari akar masalahnya.

Pemerintahan di era reformasi selain Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menganggap persoalan di Papua itu hanyalah persoalan ekonomi.

Menurut Direktur Imparsial, Al Araf, hal itu bukanlah sesuatu yang salah. Tetapi itu tidak cukup karena basis akar persoalan di Papua bukan hanya persoalan ekonomi semata.

"Persoalan pertama adalah karena faktor historis karena masih ada klaim historis sebagian masyarakat bahwa Papua masuk ke Indonesia itu bermasalah," katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (29/9).

Faktor kedua, lanjut Araf, adalah penyelesaian kekerasan dan pelanggaran HAM pasca reformasi yang tidak selesai.

"Sehingga itu menjadi lingkaran kekerasan yang menimbulkan persoalan di Papua karena tidak ada keadilan pada kasus-kasus besar pasca reformasi," jelas Araf.

Persoalan lainnya adalah karena persoalan isu marginalisasi yang menjadi problem dasar dan yang keempat yakni soal ekonomi.

"Persoalannya sekarang, pendekatan selama ini lebih banyak ke aspek ekonomi. Namun hal-hal yang fundamental tiga tadi tidak terjawab, sehingga menimbulkan luka yang belum selesai," papar Araf.

Araf menerangkan, konflik Papua masuk ke dalam kategorinya kondisi yang tidak menentu artinya kadang naik kadang turun.

Oleh karena itu pemerintah saat ini perlu mengambil jalan baru yang mendorong upaya agenda reformasi ruang dialog, antara semua pihak untuk menyelesaikan konflik dan kekerasan di Papua.

Ruang dialog ini harus dilakukan sebagai jalan menyelesaikan konflik Papua untuk mengatasi akar konflik tadi.

"Kita pernah menyelesaikan di Ambon, di Poso dan juga di Aceh. Program dialog itu perlu dilakukan, itu menjadi penting," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya