Berita

Ridha Saleh/Net

Hukum

Menyambung Pernyataan Jokowi, Ridha Saleh: Karhutla Masuk Kategori Kejahatan Ecocide

JUMAT, 20 SEPTEMBER 2019 | 13:06 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Mantan Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh mengaku terkejut dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat menanggapi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau saat meninjau lokasi lahan yang terbakar.

Jokowi menyebutkan kebakaran di Riau ada unsur kesengajaan, terorganisir, indikasinya lahan yang terbakar sangat luas.

"Saya cukup kaget membaca pernyataan Presiden Jokowi di beberapa media cetak dan online saat kunjunganya ke Provinsi Riau untuk melihat langsung kebakaran hutan dan lahan di desa Merbau, Kecamatan Banut, kabupaten Pelalawan," ungkap Ridha, Jumat (20/9).


Membenarkan pernyataan Jokowi, aktivis lingkungan hidup tersebut menyampaikan kebakaran hutan dan lahan di Riau termasuk di Kalimantan merupakan kejahatan ecocide.

"Ecocide adalah perusakan lingkungan alam yang terjadi atas dasar kelalaian atau tindakan sengaja yang dilakukan melalui berbagai aktivitas yang terorganisir serta membahayakan kehidupan manusia. Dengan demikian kejahatan," paparnya.

Ecocide dalam konteks kebakaran hutan dan lahan merupakan hasil dari eksternalisasi terhadap keamanan dan kedamaian ekosistim alam melalui destruktifikasi sistem keamanan dan presedur yang tidak memadai yang digunakan oleh korporasi dalam mengelola lingkungan hidup.

"Ecocide merupakan kejahatan modern setara dengan kejahatan internasional lainya yang disebut dalam statuta Roma, dikarenakan tindakan, pelibatan, dan dampaknya terhadap esensi damai dan perdamaian penduduk, hak hidup dan tata kelangsungan kehidupan manusia dan lingkungan hidup masa kini dan masa yang akan datang," jelasnya.

Akibat kebakaran hutan dan lahan tersebut tingkat polusi udara menjadi terburuk dan berbahaya bagi pernapasan. Berdasarkan aplikasi AirVisual, indeks kualitas udara (AQI) dan PM 2.5 mencapai angka 1.760 dengan kategori berbahaya. Dan ini terjadi di hampir semua kota besar di Sumatra dan Kalimantan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya