Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Ada Propaganda Lemahkan KPK Lewat Isu Taliban

RABU, 18 SEPTEMBER 2019 | 15:41 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pendiri dan analis Drone Emprit Akademik, Ismail Fahmi menyampaikan adanya isu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disusupi oleh kelompok radikal "Taliban"  merupakan propaganda kelompok tertentu untuk melemahkan fungsi KPK.

Taktik propaganda itu disebut fenomena cyber troopinh dan computing propaganda. Kelompok Taliban yang dihembuskan identik diasosiasikan dugaan pegawai KPK yang terpapar paham radikal.

“Serangan yang setiap hari kepada KPK di medsos itu sangat efektif untuk membentuk opini masyarakat. Salah satu isu yang dinarasikan di medsos yakni adanya taliban di KPK.  Isu ini disampaikan terus menerus sehingga menjadi entry poin untuk agenda selanjutnya” ungkap Ismail di ITS Tower, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (18/9).


Ada dualisme kelompok dalam isu revisi UU KPK, kelompok yang pro dan kontra terhadap revisi UU 30/2002 tersebut. Menurutnya, kelompok pro KPK lebih profesional dalam menyebarkan informasi di media sosial.

"Yang tidak sepakat dengan narasi bahwa KPK adalah sarang Taliban ini akan terlempar dari kelompok ini. Misalnya saja @PartaiSocmed yang terlempar dari kelompok ini karena narasinya tidak sesuai dengan yang pro revisi UU KPK,” jelasnya.

Gerakan kelompok yang kontradiktif terhadap KPK merasa seolah-olah tidak memiliki tekanan dan perlawanan. Adanya KPK Taliban tersebut berhasil membuat opini di tengah masyarakat lewat sejumlah platform media sosial.

“Narasi ini efektif untuk membuat orang yang tidak tahu KPK atau tidak paham apa yang terjadi menjadi ragu-ragu dengan KPK. Gerakannya terkoordinir dan hasilnya sangat bagus,” tandasnya.


Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya