Berita

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif/RMOL

Hukum

Kecewa Dituding Cuma Penindakan, KPK Beberkan Ribuan Data Pencegahan

RABU, 11 SEPTEMBER 2019 | 04:32 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Upaya pencegahan perilaku korupsi diklaim telah dijalankan secara masif oleh Komisi Pemberantasan Korupai (KPK) di luar dari kegiatan operasi tangkap tangan (OTT).

"Terus terang saya juga agak kecewa kalau dianggap KPK itu tidak melakukan pencegahan. Bahkan menurut saya banyak sekali uang yang diselamatkan KPK itu dari pencegahan dibanding dari penindakan," tegas Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif kepada wartawan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9).

Sejauh ini, banyak pengembalian aset (asset recovery) milik negara yang dikorupsi oleh koruptor. Sejumlah uang negara juga diklaim telah diselamatkan KPK. Sialnya, kata Laode, masih saja ada pihak yang menilai KPK hanya melakukan penindakan.


"Misalnya untuk pembelian minyak ini (di Pertamina), banyak sekali kemungkinan untuk recover. Aset kereta api Republik Indonesia yang kita bantu enggak pernah itu dianggap sebagai prestasi KPK," ungkap Laode.

"Kami diminta menginventarisir tanah-tanah milik TNI yang jumlahnya banyak sekali, triliunan nilainya. Wah itu tidak dianggap sebagai pencegahan," tutur Laode.

Lembaga pimpinan Agus Rahardjo ini juga telah banyak menyelamatkan ribuan izin usaha pertambangan bodong dan berpotensi merugikan negara. Namun nyatanya hal itu tak dilirik para pihak pengkritik KPK.

"Pencegahan apalagi yang seprti itu?" tanya Laode.

Berdasarkan data website resmi KPK per Juni 2019, disebutkan telah dilakukan 123 kali tindakan OTT dan menetapkan 432 tersangka sejak berdirinya KPK 2003 silam.

Sejak lembaga antirasuah berdiri tahun 2003 hanya melakukan 123 kali operasi tangkap tangan (OTT) dan menetapkan tersangka 432 orang dengan total perkara yang ditangani mencapai 1.064 perkara.

Tersangka yang ditangani KPK didominasi oleh anggota DPR/DPRD dengan 255 perkara (orang). Selanjutnya, Kepala Daerah yang terjerat korupsi 130 orang, pimpinan partai politik 6 orang, dan kepala lembaga kementerian sebanyak 27 perkara (orang).

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya