Aksi Xenophobia di Afsel picu balasan oleh warga Nigeria/Net
Unjuk rasa yang dipicu oleh Xenophobia di Afrika Selatan berdampak buruk terhadap hubungan dengan Nigeria. Pasalnya, unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Afrika Selatan dibalas dengan perusakan bisnis warga Afsel di Nigeria. Pemerintah Afrika Selatan pun langsung menutup kantor kedutaan mereka di Nigeria untuk sementara waktu.
"Ada Afrophobia (ketakutan berlebih terhadap warga (pribumi) Afrika) yang kami rasakan. Ada kebencian dan kami harus mengatasi itu," ujar Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Naledi Pandor pada Kamis (5/9) seperti yang dilansir oleh Al Jazeera.
Pandor menambahkan, penutupan Kedubes Afrika Selatan di Nigeria karena adanya ancaman dan kekhawatiran terhadap keselamatan staf di sana.
Mengkonfirmasi fakta tersebut, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan, Lunga Ngqengelele juga mengatakan bahwa misi diplomatik di Lagos dan Abuja telah ditutup sejak Rabu (4/9).
Sebelumnya, adanya gelombang Xenophobia di Afrika Selatan membuat pemerintah Nigeria menarik diri dari pertemuan ekonomi negara-negara Afrika (WEF). Diduga, aksi Xenophobia di Johannesburg itu telah banyak merusak bisnis warga Nigeria dan mengancam keselamatan warga negara tersebut. Setelah menarik diri, Nigeria juga mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warga negaranya dari Afrika Selatan.
Diketahui, unjuk rasa di Afrika Selatan diwarnai dengan penjarahan hingga perusakan properti warga asing, terutama warga Nigeria. Sebagai balasan, warga Nigeria melakukan hal yang sama di negaranya terhadap properti warga Afrika Selatan.