Berita

Iran terus kembangkan teknologi untuk pengayaan uranium/Net

Dunia

Iran Percepat Kembangkan Sentrifugal Untuk Pengayaan Uranium

KAMIS, 05 SEPTEMBER 2019 | 10:31 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Iran tampaknya bakal makin tidak peduli dengan kesepakatan nuklir (JCPOA) 2015. Pasalnya, pada Rabu (4/9), negara Timur Tengah ini menyatakan akan mulai mengembangkan sentrifugal untuk mempercepat pengayaan uraniumnya.

"Jumat nanti (6/9), kami akan menyaksikan penelitian dan pengembangan berbagai jenis sentrifugal yang diperlukan untuk mempercepat pengayaan uranium," ujar Presiden Iran Hassan Rouhani seperti yang dikutip oleh Reuters.

Rouhani juga mengatakan bahwa semua batasan dalam penelitian dan pengembangan nuklir akan dicabut per Jumat (6/9).


Pernyataan Rouhani ini merupakan bukti bahwa Iran telah membuat langkah kuat untuk mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan nuklir. Hal ini tak lepas dari keenggananan Amerika Serikat untuk melonggarkan sanksi ekonomi terhadap Iran, dan kegagalan Eropa untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir.

"Itu tidak terjadi, tidak akan terjadi," ujar Presiden AS Donald Trump ketika ditanya kemungkinan untuk mengurangi sanksi terhadap Iran.

Diketahui, hubungan Iran dan AS semakin kompleks setelah AS mengeluarkan diri dari kesepakatan nuklir tahun lalu. Sejak saat itu, Trump mulai memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Iran untuk memaksa negara tersebut mengendalikan program atomnya dan menghentikan aksi penyelundupan minyak.

Sayangnya, baik Iran maupun AS tidak ada yang mau mengalah. Iran menyatakan akan kembali pada komitmen kesepakatan nuklir jika AS mencabut sanksi dan kembali kepada kesepakatan yang sama. Akibat sanksi AS, lebih dari 80 persen penjulan minyak Iran terpangkas sehingga pemasukan pun berkurang.

Di sisi lain, negara-negara Eropa sangat menyayangkan konflik AS dan Iran yang mempengaruhi kesepakatan nuklir dan mengancam negaranya tak kunjung selesai. Oleh karenanya, Prancis baru-baru ini berencana untuk memberi bantuan kredit kepada Iran senilai 15 miliar dolar AS dengan harapan Iran tidak mengurangi komitmen dalam kesepakatan nuklir.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya