Berita

Hadi Tjahjanto dan Gatot Nurmantyo/Net

Politik

Soal Papua, Hadi Tjahjanto Harus Belajar Dari Gatot Nurmantyo

RABU, 04 SEPTEMBER 2019 | 13:39 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Sejak Panglima TNI dijabat Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, ada dua peristiwa besar yang terjadi di tanah Papua yang menunjukkan kelemahan intelijen dan penanggulangan di aparat militer.

Pertama adalah aksi pembunuhan 31 pekerja di Kabupaten Nduga, dan kedua kerusuhan rasial yang bermula dari Manokrawi dan berakhir di Jayapura.

Penulis dan penggiat media sosial Denny Siregar mengatakan, seharusnya jika intelijen militer bekerja, kerusuhan di Papua dengan menunggang isu rasisme, tidak perlu terjadi.

Menurut Denny, Hadi harusnya belajar dari mantan Panglima TNI sebelumnya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Pada masanya, Gatot menggerakkan operasi senyap yang membebaskan 1300 sandera di Tembagapura. Operasi ini berhasil dengan sukses dan membuat gerakan kelompok bersenjata di sana teredam. Pada saat itu, TNI terlihat sangat kompak dan kuat.

Dipilihnya Gatot waktu itu oleh Presiden Jokowi supaya TNI fokus mengawal pembangunan infrastruktur di Papua. Nah, ketika Panglima TNI dijabat oleh Hadi, ada kekosongan di sana, karena memang dia diminta Jokowi fokus mengawal maritim.

"Gagapnya Panglima saat menghadapi situasi terlihat saat ia harus mengganti Pangdam Cendrawasih dan Kasuari dalam waktu singkat," ujar Denny.

Sebelumnya Hadi merotasi Pangdam di Papua, dengan menunjuk Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau Pangdam XVIII Kasuari, menjadi Pangdam XVII Cendrawasih. Sedangkan Mayjen TNI Santos Matondang jadi Pangdam Kasuari di Papua Barat.

Belum sebulan, Papua Barat rusuh, Mayjen TNI Santos Matondang yang baru menjabat sudah diganti. Mayjen TNI Joppye yang kemarin jadi Pangdam Cendrawasih, harus balik ke Papua Barat menjadi Pangdam Kasuari.

"Dari rotasi mendadak ini terlihat ada ketidaksiapan Panglima saat menghadapi situasi Papua sehingga langkah yang dibuat pun bersifat mendadak, bukan langkah strategis jangka panjang," sebut Denny.

Hadi memang terlihat kurang pengalaman dalam menuntaskan masalah di darat. Situasi di darat membutuhkan penanganan khusus dari mereka yang paham peta lapangan sehingga kasus separatisme seperti di Papua tidak membesar dan berlanjut.

"Mungkin sudah saatnya Pak Jokowi memikirkan untuk mengganti Panglima TNI-nya, dengan mendapatkan orang yang kompeten di bidangnya," demikian Denny.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya