Berita

Rumah yang hancur akibat dihantam serangan udara di Yaman/Net

Dunia

PBB: AS, Perancis Dan Inggris Mungkin Terlibat Dalam Kejahatan Perang Di Yaman

RABU, 04 SEPTEMBER 2019 | 06:10 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Amerika Serikat, Inggris dan Perancis kemungkinan telah terlibat dalam kejahatan perang di Yaman dengan mempersenjatai dan memberikan dukungan intelijen dan logistik kepada koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

Hal itu diungkapkan dalam sebuah panel PBB pada Selasa (3/9).

Para penyidik PBB menyusun daftar rahasia dari kemungkinan para tersangka pelaku kejahatan perang internasional yang ikut ambil bagian dalam perang selama empat tahun di Yaman.


Hasilnya, penyidik menemukan potensi kejahatan di kedua sisi, baik di sisi pemberontak Houthi maupun koalisi anti-Houthi.

Penyidik PBB juga menyoroti peran negara-negara Barat sebagai pendukung utama negara-negara Arab yang menjalankan misi melawan Houthi.

Laporan itu menuduh koalisi anti-Houthi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah membunuh warga sipil dalam serangan udara dan sengaja menahan bantuan makanan sebagai bentuk taktik kelaparan.

Di sisi lain, Houthi juga telah menembaki kota-kota, mengerahkan tentara anak-anak dan menggunakan taktik perang pengepungan.

Laporan panel independen PBB itu telah dilanjutkan kepada Kepala Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet. Laporan itu berisi identifikasi soal pihak pihak yang mungkin bertanggung jawab atas kejahatan internasional di Yaman.

"Orang-orang di Pemerintah Yaman dan koalisi, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, mungkin telah melakukan serangan udara yang melanggar prinsip-prinsip pembedaan, proporsionalitas dan tindakan pencegahan, dan mungkin menggunakan kelaparan sebagai metode perang, tindakan yang mungkin sama dengan kejahatan perang," begitu kutipan laporan tersebut.

"Legalitas pemindahan senjata oleh Perancis, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara lain masih dipertanyakan, dan merupakan subyek dari berbagai proses pengadilan domestik," tambahnya, seperti dimuat Al Jazeera.

Diketahui bahwa perang di Yaman dipicu oleh pengusiran pemerintah Yaman yang diakui secara internasional oleh Houthi pada tahun 2014.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya