Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Bangladesh Tutup Akses Telepon Di Kamp Rohingya

SELASA, 03 SEPTEMBER 2019 | 06:48 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pemerintah Bangladesh memerintahkan agar operator telekomunikasi menutup layanan telepon seluler bagi hampir satu juta pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp di tenggara negara itu.

Langkah itu diambil pada Senin (2/9), menyusul pecahnya kekerasan dalam beberapa pekan terakhir di kamp-kamp tersebut.

Sebagian dari mereka yang tinggal di kamp itu merupakan warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dari negara bagian Rakhine Myanmar dua tahun lalu, pasca tindakan keras militer terhadap minoritas Muslim Rohingya.


Jurubicara Komisi Pengaturan Telekomunikasi Bangladesh (BTRC), Zakir Hossain Khan, mengatakan, operator telekomunikasi memiliki tujuh hari untuk menyampaikan laporan tentang tindakan yang mereka ambil untuk mematikan jaringan di kamp.
"Banyak pengungsi menggunakan telepon seluler di kamp-kamp. Kami telah meminta para operator untuk mengambil tindakan untuk menghentikannya," katanya kepada AFP.

Dia mengatakan, keputusan itu dibuat berdasarkan alasan keamanan.
Jurubicara kepolisian Ikbal Hossain menyambut keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa para pengungsi telah menyalahgunakan akses ponsel untuk melakukan kegiatan kriminal seperti perdagangan pil metamfetamin senilai ratusan juta dolar dari Myanmar.

"Itu pasti akan membuat dampak positif. Saya percaya kegiatan kriminal pasti akan turun," ujarnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya