DULU kita menyebutnya Irian Jaya dan sekarang namanya berganti
menjadi Papua. Pulau paling timur di Indonesia ini ternyata punya
catatan sejarah Islam, yaitu adanya masjid yang berusia ratusan tahun di
Desa Patimburak, Kecamatan Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua
Barat.
Bangunan masjid berukuran 100 meter persegi ini
didominasi dengan unsur interior Eropa dan Nusantara, bahkan ada yang
menakar bahwa kubahnya mirip dengan gereja-gereja di Eropa pada masa
lampau. Dulu masjid ini bernama Masjid Tua Patinburak. Usianya sekitar
147 tahun atau pada 1870 ketika Belanda memegang pemerintahan.
Namun, seperti dikutip dari farah.id, keraguan mengenai masjid itu sebagai masjid tertua di Papua muncul,
manakala dalam catatan tim Direktorat Perlindungan dan Pembinaan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala di atas mengisahkan pelaut Spanyol
Luis Vaez de Torres yang berkelana pada 1606 ke wilayah yang kini
disebut Papua Niugini menyebut bahwa sudah banyak orang Islam di Fakfak.
Sementara itu, melansir Kompas, Islam pertama kali dibawa oleh Imam Dzikir di Borombouw pada 1405.
Seorang
imam bernama Abuhari Kilian konon disebut-sebut yang ada di balik
pembangunan Masjid Tua Patinburak. Sumber lain yang berasal dari
Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
mengatakan bahwa masjid dibangun pada masa Simempes, Raja Petuar keenam
yang dilantik oleh Sultan Tidore Muhammad Taher Atking. Pembangunan itu
lantas dilanjutkan oleh Raja Wertuar Ke-7 yang bernama Waraburi pada
tahun 1886.
Pada 1942, masjid diperbaiki dengan penggantian
beberapa bagian masjid. Ada kisah bahwa terjadi pengeboman oleh tentara
Jepang terhadap masjid tersebut. Masyarakat pada saat itu kemudian
mengumpulkan dan membawa lari bagian mahkota dari masjid itu untuk
disembunyikan di hutan. Masyarakat kemudian membawa mahkota masjid
tersebut kembali ke Kokas, lalu membangun masjid baru pada 1947 dengan
nama "Al Mujahidin".
"Al Mujahidin" maupun Masjid Tua Patimburak
(Masjid Al-Yasin) sama-sama sulit disebut sebagai tempat ibadah Islam
pertama di tanah Papua. Sebelum ada Masjid Tua Patimburak sendiri,
berdasarkan catatan tim Direktorat Perlindungan dan Pembinaan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala dalam buku "Masjid Kuno Indonesia",
sudah ada dua langgar yang dibangun, tetapi kemudian tidak berdiri lagi
di sana.