Puluhan demonstran di depan Gedung KPK/RMOL
Puluhan pemuda yang mengatasnamakan diri Pengawal KPK, menggeruduk Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (29/8). Mereka meminta lembaga antirasuah agar tetap menjadi lembaga yang independen dan bebas intervensi.
Koordinator Aksi Pemuda Pengawal KPK, Agung mengatakan, hingga saat ini Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Capim KPK) telah menjalankan tugasnya dengan menjaring 20 nama dari latar belakang prosesi berbeda. Menurutnya, Pansel telah bekerja dengan baik sesuai aturan yang ada.
"Dari semua nama yang lolos tahap profile assessment yakni 20 orang merupakan orang-orang yang memiliki kredibilitas dan diyakini mampu merubah paradigma KPK kedepan," kata Agung di Gedung KPK.
Sehingga, lanjut Agung, Pansel KPK diyakini akan terus berupaya penuh untuk menyeleksi orang-orang yang layak dan mampu menjadi pimpinan KPK yang berintegritas.
"Lembaga KPK harus tetap independen dan terjaga netralitasnya dari kepentingan-kepentingan kelompok atau golongan tertentu," kata Agung.
Namun demikian, Agung menyayangkan statemen dari Jurubicara KPK Febri Diansyah dan dua orang pegiat antikorupsi lainnya yakni Koordinator ICW Adnan Topan Husodo dan Ketua Umum YLBHI Asfinawati yang diniali menggiring opini publik.
Sekadar informasi, ketiganya telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang pemuda yang mengatasnamakan diri mereka Pemuda Kawal KPK terkait dugaan penyebaran berita bohong.
"Dari statemen mereka itu tidak disertai bukti yang kuat, sehingga mereka berupaya melakukan pembunuhan karakter dan penggiringan opini," jelas Agung.
Padahal, kata Agung, KPK harusnya menjadi lembaga yang bersih dari kelompok-kelompok yang mencoba menyarangi kepentingan individu atau kelompoknya di dalam struktur Pimpinan KPK.
Karenanya, lanjut dia, apabila upaya mereka untuk mempolitisasi KPK dan Pansel KPK dibiarkan begitu saja tanpa diusut. Maka, dikhawatirkan kinerja KPK kedepan tidak maksimal dan korupsi di republik ini akan terus tumbuh.
"Tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena yang mereka lakukan telah menciptakan keonaran publik dan membangun opini sesat. Kami menuntut KPK perbaiki kinerja, Pansel KPK jangan takut ancaman berbagai pihak dan harus pilih calon pimpinan yang berani serta KPK tidak boleh berpolitik," pungkasnya.