Berita

Foto: Ist

Publika

Bintang Kejora Dan Pencitraan Istana

KAMIS, 29 AGUSTUS 2019 | 19:36 WIB

SULIT untuk dipercaya tentang adanya pembiaran oleh aparat penegak hukum, pengibaran bendera separatisme bintang kejora di depan Istana Negara baru-baru ini, dengan tujuan yang amat jelas untuk merongrong kewibawaan NKRI.

Apakah sejak pihak Polri mengubah penyebutan gerakan separatis menjadi gerakan kelompok kriminalitas bersenjata, kemudian juga mengubah definisi separatisme menjadi kriminalitas. Jika pemahaman seperti di atas telah dijadikan pedoman bagi aparat penegak hukum khususnya Polri, maka tidak ada lagi separatisme di muka bumi negeri ini.

Lantas bagaimana dengan aksi demo membawa bendera bintang kejora di depan Istana Negara sambil meneriakan yel-yel Papua merdeka. Silahkan jawab dengan jujur tanpa membodohi rakyat.


Paradigma baru tentang gerakan separatisme yang berubah menjadi kelompok kriminalitas bersenjata, menurut hemat kami adalah bagian dari grand scenario pemerintah dengan sasaran sebagai berikut:

1. Pencitraan penguasa negeri untuk dipandang menjujung tinggi HAM dan demokrasi.

2. Mempertahankan superioritas Polri sebagai satu-satunya institusi yang memiliki kewenangan menghadapi aksi-aksi bersenjata.

3. Mengebiri peran dan tanggung jawab TNI dalam mengawal kedaulatan negeri ini.

Akibat dari sikap penguasa di atas, kondisi negeri ini sedang mengarah kepada krisis multidimensi, terlebih dalam masalah keamanan dalam negeri. Ketika apkam dan apgakkum tidak lagi mampu mengidentifikasi kerawanan dan ancaman terhadap kedaulatan negara, akibat pemahaman tentang ancaman dan kerawanan yang keliru, maka kondisi keamanan dalam negeri telah masuk pada level darurat keamanan yang membutuhkan penanganan dengan pendekatan skala prioritas, di antaranya prioritaskan hak asasi negara diatas hak asasi manusia.

Hal ini sejalan dengan urgensi tertinggi dalam kehidupan berbangsa bernegara yaitu kedaulatan negara. Sebagai contoh Amerika Serikat yang menempatkan HAM dalam strata politik luar negerinya di posisi pada marginal interest di bawah kepentingan ekonomi dan politik.

Kembali kepada pembiaran aksi pengibaran bendera bintang kejora di depan Istana Negara, merupakan pendidikan politik yang mengajarkan tidak pentingnya kedaulatan negara dibanding nilai HAM maupun demokrasi.

Kenyataan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, telah muncul berhala baru yang dinamakan demokrasi dan HAM, dimana eksistensinya di atas kepentingan agama maupun kedaulatan. Kita lihat bagaimana pemilu sebagai produk demokrasi telah menghancurkan nilai-nilai silaturahmi maupun sistem kekerabatan serta telah mengancam keutuhan bangsa ini.

Pada kesempatan ini saya akan mengajak saudara- saudara sebangsa dan setanah air untuk berani mengatakan dengan lantang: Jangan usik Hak Asasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akan kutuntut balas hingga ke liang lahat.

Sri Radjasa Chandra

Purnawirawan TNI

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya