Narasi yang menyudutkan Irjen Firli Bahuri semakin kencang setelah Kapolda Sumatera Selatan itu masuk dalam tahapan seleksi akhir yakni tes wawancara dan uji publik.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berpendapat, rentetan isu atau bully yang diarahkan kepada Firli adalah hal yang memang disengaja. Pasalnya, menurut Neta, Firli dianggap orang yang menjadi ganjalan dalam memuluskan kepentingan-kepentingan oknum internal KPK.
“Kenapa?, karena dia tahu persis mekanisme kerja KPK. Selain itu tentu dia sangat tahu masalah utama KPK, termasuk siapa saja biang kerok di lembaga anti rasuha itu,†kata Neta kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (28/8).
Untuk itu, Neta menyarankan agar Panitia Seleksi (Pansel) KPK agar tidak terpengaruh dengan opini negatif yang sengaja dihembuskan.
Belakangan ini, masyarakat sipil dari Indonesia Coruption Watch (ICW) dan LSM penggiat anti korupsi yang tergabung dalam Koalisi Kawal Capim KPK kembali mengungkit pertemuan antara Firli dan Tuan Guru Bajang (TGB). Narasi inilah yang kemudian dijadikan bahan untuk menyerang Firli dengan tuduhan pelanggaran kode etik.
Tuduhan itu langsung dibantah Firli dihadapan Pansel KPK saat tes wawancara. Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1990 itu menegaskan telah menghadap pimpinan KPK 19 Maret 2018 untuk menjelaskan pertemuannya dengan TGB dan dinyatakan tak melanggar etik.
Pengakuan Firli tersebut dibenarkan Ketua KPK Agus Rahardjo. Saat itu, Irjen Firli melapor ke komisioner KPK sebelum bertolak ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka pamitan lantaran dirinya bekas Kapolda NTB. Saat itu, Irjen Firli dinyatakan lolos sebagai Deputi Penindakan KPK.
Di NTB, Firli bertemu dengan Muhammad Zainul Majdi atau TGB yang saat itu merupakan Gubernur NTB.
"Firli justru lapor kepada kami waktu beliau izin ke NTB. Termasuk izin main tenis. Kebetulan datang sama anaknya," kata Agus di KPK, Kamis (20/8).
Agus pun tidak yakin pertemuan Firli dengan TGB membahas soal kasus. Ia mengaku mengenal alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 1990 itu sebagai pribadi yang memiliki integritas dan tidak mudah terpengaruh.
"Saya rasanya melihat Firli sampai hari ini masih lurus, tidak terpengaruh. Saya yakin tidak ada kedekatan itu. Kalau pun habis dia dilantik terus pergi ke sana untuk serah terima jabatan pas kemudian Firli main tenis dengan TGB, apa itu bicarakan kasus? mestinya kan tidak," pungkas Agus.