Berita

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani/Net

Bisnis

Ekonomi Global Melemah, Sri Mulyani: Pertumbuhan 5 Persen Kita Sudah Luar Biasa

SENIN, 26 AGUSTUS 2019 | 16:34 WIB | LAPORAN:

Perekonomian dunia saat ini cenderung melemah. Pelemahan bahkan makin tak terelakkan usai adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China baru-baru ini.

Imbas trade war ini pun diakui Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani telah berdampak signifikan di beberapa negara.

"Kondisi ekonomi dunia condong melemah dan ini risikonya makin meningkat, terutama pada bulan Juli-Agustus," kata Menteri Sri di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin (26/8).

Sri menceritakan, sikap AS dan China yang sama-sama memiliki ego tinggi juga menjadi penyebab melemahnya ekonomi dunia. Seperti ancaman Presiden AS, Donald Trump untuk menaikkan tarif barang produksi AS termasuk minyak mentah.

"Kemudian RRT (Republik Rakyat Tiongkok) membalas dengan menaikkan dan kemudian Presiden Trump mengatakan akan meningkatkan lagi," sambungnya.

Perseteruan kedua negara ini diakuinya telah menyebabkan gejolak meluas hingga berdampak pada harga saham dan minyak dunia, serta memicu resesi.

Akan tetapi, Menteri terbaik se-Asia Pasifik ini mengklaim gejolak tersebut mampu diatasi Indonesia.

"Hampir semua negara di dunia mengalami penurunan. Dalam konteks ini, kalau (perekonomian) Indonesia tetap terjaga di atas 5 persen, ini merupakan sesuatu yang cukup exceptional (luar biasa) di tengah seluruh negara mengalami defisit mata uang. Bahkan ada yang masuk dalam resesi," tandasnya.

Sebelumnya perekonomian Indonesia pada Semester I 2019 bertumbuh sebesar 5,06 persen (yoy) di tengah perlemahan dan ketidakpastian ekonomi dunia. Kondisi global saat ini dipengaruhi oleh munculnya pusat krisis baru dan tekanan perdagangan internasional.

Pusat krisis yang muncul antara lain, naiknya tensi politik di Jepang-Korea, Argentina, dan Hongkong, pembalikan kurva imbal hasil Amerika Serikat (AS), serta perang dagang AS-Tiongkok yang berkembang menjadi currency war.

Kondisi ini menyebabkan sumber risiko global makin meluas dan meningkat. Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) sudah merespons dengan menurunkan BI 7-days (reverse) repo rate sebanyak 2 kali. Dengan langkah tersebut, Kemenkeu berharap dapat menekan pengaruh global kepada ekonomi domestik.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya