Berita

Danang Widoyoko (kanan)/RMOL

Bisnis

Abaikan Jokowi, Rini Punya Agenda Tersembunyi Di Balik Perombakan BUMN

SELASA, 20 AGUSTUS 2019 | 18:06 WIB | LAPORAN:

Faktor politik menjadi dugaan terbesar di balik rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno yang akan merombak direksi melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terhadap lima anak buah perusahaan BUMN.

RUSPLB rencananya akan digelar pada 28 Agustus-2 September 2019. Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengingatkan para menterinya untuk tidak melakukan kebijakan baru usai pelantikan Oktober mendatang.  

Diketahui perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Mandiri, PT Bank Tabungan Negara, dan PT Bank Rakyat Indonesia.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira pun mempertanyakan rencana kebijakan itu lantaran mayoritas perusahaan tersebut terbilang memiliki prestasi yang baik, kecuali PGN yang mengalami penurunan laba di semester I.

"Jadi kalau ada bank yang pertumbuhannya mencatat laba lebih dari 8 persen kecuali BNI yang cuma 2,7 persen, maka bisa dikatakan secara umum kinerja bank BUMN lebih baik dibandingkan bank secara umum," jelasnya dalam diskusi bertema 'Mencari Motif di Balik Rencana Perombakan Direksi & Komisaris BUMN' di Gado-Gado Boplo, Jalan Raya Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (20/8).

Oleh karenanya, ia menilai tak ada urgensi menyelenggarakan RUPSLB jika hanya berdasarkan faktor kinerja. Lebih dari itu, ia menduga ada muatan politis. Ditambah hal ini dilakukan sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Oktober mendatang.

"Jadi kita melihat ini faktor apa?. Maka akan muncul pertanyaan bukan faktor kinerja perbankan maupun PGN untuk perbaikan direksi, ini lebih ke arah faktor politis jelang injury time," sambungnya.

Maksud dari faktor politis yakni soal kemungkinan mengamankan posisi direksi di bawah Menteri Rini sebelum perombakan kabinet. Sebab ia menduga Rini telah mencium gelagat Jokowi untuk tak mempertahankan posisinya di kementerian pada periode 2019-2024.

Hal ini bercermin karena beberapa kali kementerian BUMN disindir Jokowi sebagai penyebab defisit migas.

"Jadi kalau namanya sudah disebut secara eksplisit Bu Rini sebagai penyebab defisit migas bersama dengan Pak Jonan (Menteri ESDM), maka ini sebagai kode bulan Oktober tidak akan diperpanjang lagi kontraknya," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya