Berita

Massa aksi saat ditangkap aparat/ RMOL

Hukum

Pemerintah Dinilai Alergi Unjukrasa, "Gebrak" Minta Komnas HAM Usut Pelanggaran Kemanusiaan

SABTU, 17 AGUSTUS 2019 | 21:43 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

RMOL. Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) yang mendapat perlakuan represif dari aparat Kepolisian saat ingin unjuk rasa menolak revisi UU Ketenagakerjaan menilai pemerintah semakin represif dan brutal dalam menangani aksi buruh.

Gebrak merupakan gabungan elemen buruh yang terdiri dari Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSBI) yang menggelar aksi di sekitar gedung MPR/DPR RI, Jumat (16/8).

Ifan Ibrahim aktivis KASBI mengatakan, sikap represif aparat sudah terlihat sebelum massa buruh mencapai titik lokasi aksi di Jakarta. Seakan alergi dengan gerakan buruh, beberapa massa sudah dihadang oleh aparat TNI dan Polri di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Jakarta Utara.


“Tidak hanya dihadang, massa buruh juga mendapat intimidasi, pemukulan hingga penangkapan. Bahkan bantuan hukum bagi buruh yang ditangkap juga dipersulit dan dihalangi polisi,” kata Ibrahim kepada waratwan di LBH, Jakarta, Menteng, Sabtu (17/8).

Tindak kekerasan terhadap massa buruh tidak hanya terjadi pada Jumat (16/8) kemarin. Sebelumnya, aksi buruh yang menolak PP 78 di DKI Jakarta di tahun 2015 juga mendapat perlakuan serupa. Hingga ada kriminalisasi terhadap buruh, mahasiswa dan pemuda dan pengacara publik LBH Jakarta.

“Oleh karenanya kami meminta Komnas HAM untuk mengungkap pelanggaran HAM yang terjadi kepada buruh dalam aksi 16 Agustur di depan MPR/DPR,” ujar Ifan.

Ifan menilai, sikap represif pemerintah yang terlihat dari sikap aparat keamananya terhadap buruh yang memperjuangkan kesejahteraan merupakan sikap yang sangat mendukung investasi namun mengabaikan hak-hak buruh.

Terlebih, dalam pidato Presiden Jokowi di Sentul 14 Juli 2019 secara tegas ia membuka lebar dan memberikan kemudahan perizinan bagi seluruh investor asing dan akan menghajar bagi siapapun yang menghambat investasi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Tinjau Pembangunan Jembatan

Senin, 08 Desember 2025 | 03:59

BP Taskin Siap jadi Garda Depan Pengentasan Kemiskinan Pascabencana Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 03:43

Ferry Irwandi Disentil Jangan Jadikan Bencana Ladang Sensasi dan Fitnah

Senin, 08 Desember 2025 | 03:23

Rencana Makam Pejabat Nakal dan OTW Banjir Hiasi Google Maps Gunung Slamet

Senin, 08 Desember 2025 | 02:57

Menguatkan Sistem Penanggulangan Bencana Indonesia

Senin, 08 Desember 2025 | 02:33

Bahaya Monasit di Skandal Timah Dibongkar, Nyali Kejagung Diuji

Senin, 08 Desember 2025 | 02:21

Narasi Ferry Irwandi Soal Bencana Sumatera Timbulkan Kepanikan Baru

Senin, 08 Desember 2025 | 02:12

BGN Ingatkan Kepala SPPG Jangan Ongkang Kaki Usai Peroleh Insentif

Senin, 08 Desember 2025 | 01:59

Prabowo Siap Cabut HGU Demi Huntara Warga Terdampak Bencana

Senin, 08 Desember 2025 | 01:42

KRI Bontang-907 Bawa 2 Ribu KL BBM Menuju Sibolga

Senin, 08 Desember 2025 | 01:30

Selengkapnya