Berita

Airlangga Hartarto/Net

Politik

Dipimpin Airlangga, Golkar Tidak Akan Jadi Partai Mbalelo

JUMAT, 16 AGUSTUS 2019 | 07:52 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Terpilihnya Airlangga Hartarto menggantikan Setya Novanto sebagai Ketum Partai Golkar pada awalnya tidak banyak membangkitkan gairah di tubuh partai beringin itu. Namun, kemampuannya bekerja dalam senyap terbukti membawa Golkar bertahan di papan atas.

Setidaknya, demikian pandangan Tubagus Alvin H, Direktur Indonesia Network Election Survey (INES) tentang kepemimpinan Airlangga di Golkar.

"Kondisi Partai Golkar saat awal dipimpin Airlangga seolah menjadi partai "zombie", mati tidak hidup tidak," ujar Tubagus, kepada wartawan, Jumat (16/8).

Tubagus menyebut, Golkar bisa dikatakan tidak kondusif pasca Pilpres 2014. Terjadi perpecahan internal, dualisme kepengurusan yang saling klaim dan aksi saling pecat yang membuat Golkar seolah hanya berkutat pada persoalan internalnya saja.

Sengkarut itu sempat mendapat titik terang dengan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketum di 2016. Tapi, belum lama berlayar di laut yang tenang, badai kembali datang.

"Perahu Golkar kembalil oleng saat Novanto ditahan terkait kasus korupsi pada 2017, disusul dengan terjeratnya kader-kader sentral lainnya dalam kasus hukum," ujar Tubagus.

Kondisi itu membuat banyak pihak pesimis. Kalangan pengamat bahkan para kader Golkar sendiri banyak yang tak yakin Golkar mampu bangkit untuk menghadapi Pemilu 2019.

Apalagi, Airlangga Hartarto yang terpilih menggantikan Novanto bukanlah tokoh populer-populer amat. Dia jarang terlihat depan kamera layaknya politisi lain yang gemar tampil di hadapan publik.

"Tapi, ada satu hal yang luput dari kebanyakan orang, bahwa Airlangga berlatar belakang profesional dan sebagai seorang menteri kabinet Jokowi, dia tentunya adalah orang 'kerja',” ujar Tubagus. 

Kerja Airlangga itu terbukti. Meski hanya punya waktu satu setengah tahun untuk berbenah, dengan mengusung tema Golkar Bersih dan Bekerja, Airlangga mampu membangun tim yang solid.

"Terbukti dengan raihan suara Partai Golkar di pemilu 2019 yang berhasil meraih kursi terbanyak ke-2 di DPR RI," ujar dia.

Bagi Tubagus, capaian tersebut juga mematahkan anggapan yang menyebut Golkar sebagai partai senjakala atau partainya orang tua. Peringkat kedua itu adalah bukti bahwa kaderisasi dan peremajaan di tubuh Partai Golkar berjalan dengan baik.

"Ingat, ceruk kaum milenial di 2019 cukup besar," ujar Tubagus.

Tubagus tidak sepakat dengan suara miring yang tetap menganggap Golkar telah gagal, karena meski berada di peringkat ke-2, namun jumlah kursi yang diperoleh lebih sedikit.

"Bagi saya pribadi, itu perbandingan yang tidak equal. Masa persiapan Airlangga sangat singkat dibandingkan ketum-ketum sebelumnya yang memiliki waktu persiapan 5 tahun."

Satu hal lagi yang menjadi keunggulan Airlangga, menurut Tubagus, adalah kemampuannya menjalin komunikasi dan bekerja sama secara baik dengan Pemerintah, baik dalam kapasitas Ketum Partai maupun dalam kapasitas profesionalisme sebagai menteri.

Dengan melihat rekam jejak tersebut, Tubagus yakin, di bawah kepemimpinan Airlangga, Golkar akan menjadi 100% Partai pendukung pemerintah. 

"Bukan partai pendukung yang suka "mbalelo" atau kalo bahasa anak sekarang itu 'kaleng-kaleng,'" tandas Tubagus Alvin.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya