Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Dampak Perang Dagang AS-China, BPS: Fluktuasi Harga Harus Diwaspadai

KAMIS, 15 AGUSTUS 2019 | 21:56 WIB | LAPORAN:

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ketidakpastian dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China akan berdampak signifikan pada volume dan nilai perekonomian Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Suhariyanto di usai konferensi pers di kantornya, Jalan dr Soetomo, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/8).

"AS dan China pasti akan mengganggu volume yang pada akhirnya berdampak pada nilai, saya gak bisa ngomong rincian komoditasnya, kita perlu identifikasi tertentu yang bagian dari AS maupun China," ungkapnya.

Sebelumnya BPS merilis bahwa impor nonmigas pada Juli 2019 sebesar 3.984,8 juta dolar AS, atau tumbuh 40,72 persen dari bulan Juni lalu, namun secara tahunan mengalami penurunan 11,96 persen.

Dari sisi negara asal, impor terbesar dari Tiongkok atau China 4,1 miliar dolar AS yang melonjak 57,68 persen secara bulanan, diikuti Jepang 1.4 miliar dolar AS yang juga 21,08 persen dan Thailand 839,9 juta dolar AS (25,6 persen).

Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia Juli terhadap Juni 2019 mengalami kenaikan yang dominasi kepada negara tujuan AS sebesar 507,2 juta USD, kedua Tiongkok sebesar 469,7 juta dolar AS, dam disusul India sebesar 288,1 juta dolar AS. 

Meskipun begitu, tambah Suharyanto, Indonesia tidak bisa memastikan nilai tersebut akan bertahan. Dinamika perkembangan kedepan akan sangat menentukan.

"Ekspor kita ke Amerika juga masih bagus, ekspor ke China juga kita masih bagus meskipun impor dari China tadi bulan ini agak naik tinggi ya, kita berharap akan ada segera kepastian supaya, jadi gak enak nih jalannya jadi serba gak pasti," ungkapnya.

"Kita gak pasti kalau kita mau mengekspor ke negara tujuan utama disana ada perlambatan, harga komoditasnya fluktuatif, harga minyak masih naik tipis belum tentu ada jaminan akan naik terus dan sebagainnya," sambung dia.

Dengan ini kata dia, fluktuasi harga komoditas masih perlu di waspadai, termasuk perlambatan ekonomi negara tujuan utama perlu diwaspadai, dan pembenahan persoalan internal.

"Jadi fluktuasi harga komoditas menurut saya masih perlu terus diwaspadai, perlambatan ekonomi di negara tujuan terutama perlu diwaspadai, satu sisi kita masih perlu membenahi persoalan internal hilirisasi," tandasnya.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Banjir Lahar Dingin Semeru Bikin 9 Kecamatan Terdampak

Sabtu, 20 April 2024 | 09:55

Huawei Rilis Smartphone Flagship Pura 70, Dibanderol Mulai Rp12 Jutaan

Sabtu, 20 April 2024 | 09:41

Liga Muslim Dunia Akui Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:36

3 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru

Sabtu, 20 April 2024 | 09:21

BSJ Pecahkan Rekor MURI Pagelaran Tari dengan Penari Berkebangsaan Terbanyak di HUT ke-50

Sabtu, 20 April 2024 | 09:10

Belajar dari Brasil, Otorita IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Ibu Kota dengan Kota Brasilia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56

Vellfire dan Lexus Harvey Moeis Dikandangin Kejagung

Sabtu, 20 April 2024 | 08:52

Bertemu Airlangga, Tony Blair Siap Bantu Tumbuhkan Ekonomi Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:25

Kemendag Siapkan Langkah Strategis Tingkatkan Indeks Keberdayaan Konsumen

Sabtu, 20 April 2024 | 08:19

Australia Investasi Rp10 Triliun untuk Dukung Transisi Net Zero di Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 07:58

Selengkapnya