Berita

Suasana peluncuran buku "Untuk Republik" di Galeri Nasional, Jakarta/RMOL

Politik

Faisal Basri: Indonesia Tidak Kekurangan Panutan Walau Jumlahnya Makin Sedikit

SELASA, 13 AGUSTUS 2019 | 15:54 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Indonesia saat ini tidak kekurangan tokoh teladan atau panutan. Walau memang tidak sebanyak di zaman pergerakan kemerdekaan nasional.

Pesan itu disampaikan ekonom Faisal Basri saat berbicara dalam peluncuran buku karya dirinya bersama Haris Munandar berjudul "Untuk Republik: Kisah-kisah Teladan Kesederhanaan Tokoh Bangsa", di Gedung Galeri Nasional, Jakarta, Selasa (13/8).

"Bersyukur kita tidak kekurangan tokoh panutan," kata Faisal. Peluncuran buku ini dihadiri beberapa tokoh lintas profesi yaitu Wakil Ketua KPK, Laode M
Syarif ; putri Bung Hatta, Halida Hatta; Dirjen Kemendikbud, Hilmar Farid, dan musisi Glenn Fredly

Syarif ; putri Bung Hatta, Halida Hatta; Dirjen Kemendikbud, Hilmar Farid, dan musisi Glenn Fredly

Faisal kemudian mengajak hadirin untuk merenungkan ungkapan yang pernah dikatakan pahlawan nasional Haji Agus Salim

"Leiden is lijden, memimpin adalah menderita," kata Faisal.
 
Dari pernyataan Haji Agus Salim tersebut, Faisal menangkap pelajaran sangat mendalam.

"Deritalah yang membawa pada puncak kebahagiaan sebenarnya," imbuh Faisal.

Zaman sekarang sebetulnya Indonesia masih punya tokoh-tokoh yang dapat dijadikan teladan. Namun jumlahnya tidak sebanyak pada masa pergerakan nasional, di awal masa kemerdekaan dulu.

"Sesungguhnya Indonesia juga punya sosok-sosok mengagumkan seperti itu. Hanya saja, jumlahnya tidak terlalu banyak, dan makin lama makin sedikit," ucapnya.
 
Sejarah telah membuktikan bahwa mereka yang menjadi tokoh bangsa akan selalu dikenang bukan hanya karena jasanya, tapi hidupnya yang bersahaja.

"Kita rindu dengan sosok-sosok itu, tidak silau oleh harta meskipun punya jabatan atau posisi yang memungkinkan untuk itu," ujar Faisal.

"Kita perlu ingat nasihat para orang tua kita, uang adalah budak yang sangat bisa diandalkan tapi uang adalah majikan yang sangat jahat," ucapnya lagi.

Di dalam buku yang diluncurkan itu, tertulis 23 kisah pemimpin dan tokoh bangsa yang datang dari berbagai macam latar belakang seperti penegak hukum sampai ibu rumah tangga.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya