Berita

Pengamat Penerbangan Chappy Hakim./RMOL

Bisnis

Polemik Penerbangan Ada Karena Manajemen Amburadul

SABTU, 10 AGUSTUS 2019 | 05:55 WIB | LAPORAN:

Harga tiket pesawat yang mahal belakangan ini  digambarkan sebagai puncak gunung es dari berbagai persoalan yang terjadi di bawahnya.

Dengan demikian, yang menjadi polemik saat ini bukan hanya tentang harga tiket, melainkan juga tentang ketidaksiapan industri penerbangan menyikapi peningkatan jumlah pengguna mota trasportasi udara akhir-akhir ini.

Demikian antara lain disampaikan pengamat penerbangan, Chappy Hakim, dalam Seminar Nasional “Polemik Harga Tiket Pesawat dalam Perspektif Hukum, Bisnis, dan Investasi” yang diselenggarakan di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Jumat (9/8).

"Semua menikmati kenaikan jumlah penumpang, tetapi institusi yang bertanggung jawab terhadap pengembangan infrastruktur dan penyiapan SDM lalai," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) itu.

Kenaikan jumlah penumpang memang terbilang drastis. Akan tetapi, perrtumbuhan penumpang sebanyak 10 sampai 15 persen pertahun itu justru tak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai.

"Di situlah terjadi kesenjangan yang sangat jauh. Dia tidak imbangi dengan bandara, para pilot, dan teknisi dan sebagainya," sambungnya.

Soal lain yang muncul dalam polemik ini adalah pencarian solusi tanpa investigasi. Chappy mencontohkan di akhir tahun 2015 yang terjadi delay selama 10 sampai 12 jam di Bandara Soekarno-Hatta. Saat itu tak tertangani secara investigasi dan audit.

"Solusinya saat itu pindah saja ke Bandara Halim Perdanakusuma yang “nganggur”. Judulnya cantik sekali: optimalisasi Bandara Halim. Ini kekeliruan terbesar karena mengambil solusi tanpa investigasi terlebih dahulu," paparnya.

Selain itu, perencanaan yang tidak terpadu menjadi bagian dari polemik dalam dunia penerbangan. Seperti halnya Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini kurang lebih melayani 1.000 take-off dan landing. Padahal ada Bandara Kertajati sebagai bandara internasional yang hanya take-off dan landing dua pesawat, bahkan delay.

"Karena kita belum memiliki long term strategy, master plan atau blue print dunia penerbangan secara keseluruhan," kata Chappy lagi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya