Berita

Hendri Satrio/RMOL

Politik

Perlu Mediasi Jokowi, Kursi Jaksa Agung Sumber Ketegangan Mega-Paloh

JUMAT, 09 AGUSTUS 2019 | 18:32 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Sikap "dingin" Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, terhadap rekan-rekan koalisinya saat pembukaan Kongres V PDIP, menjadi pergunjingan publik sejak kemarin.

Sikap Mega yang tidak menyapa satu per satu ketua umum parpol koalisi diduga akibat kurang baiknya hubungan Mega dengan Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh, belakangan ini.

Di mata analis politik, Hendri Satrio, hubungan Mega-Paloh hanya dapat diperbaiki oleh campur tangan Presiden Jokowi.


"Cepat atau lambat, nanti ada saatnya mereka jadi satu lagi. Yang jadi 'lem' antara Surya Paloh dan Megawati ini kan sebetulnya Presiden Jokowi. Tinggal Jokowi yang selesaikan itu,” ujar Hendri Satrio kepada Kantor Berita RMOL, Jumat (9/8).

Menurut pengamat yang akrab disapa Hensat ini, penyebab utama "perang dingin" Mega-Paloh adalah alotnya tawar-menawar pengisian jabatan Jaksa Agung untuk kabinet Jokowi-Maruf Amin. PDIP dan Nasdem punya kriteria sendiri-sendiri untuk kandidat Jaksa Agung.

“Posisi Jaksa Agung itu kan perdebatan Nasdem dan PDIP, apakah dari partai atau profesional atau jaksa karir. Nanti kita lihat saja, saya rasa sih Pak Jokowi akan menyelesaikan itu," ucap Hensat.

Ia pribadi menyarankan Jokowi memilih Jaksa Agung baru dari kalangan jaksa karir untuk mencegah terjadinya konflik internal di Korps Adhyaksa.

"Akan lebih baik kalau Pak Jokowi mendorong jaksa karir," sarannya.

Kabar bahwa hubungan Mega dan Surya Paloh memburuk mulai ramai sejak pertemuan para Ketum Parpol Koalisi Indonesia Kerja di DPP Nasdem, Gondangdia, Jakpus yang tidak melibatkan Megawati (Senin, 22 /7).

Dua hari kemudian, terjadi "reuni" Megawati dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Teuku Umar, Jakpus (Rabu, 24/7). Pada jam yang sama, Paloh mengundang Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, untuk makan siang di DPP Nasdem.

Dari kedua peristiwa politik itu, muncullah istilah Poros Gondangdia dan Poros Teuku Umar.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya