Berita

Rini Soemarno/Net

Politik

Jokowi Larang BUMN Diutak-Atik Sampai Oktober Karena Sudah Tidak Percaya Rini Soemarno

SELASA, 06 AGUSTUS 2019 | 21:11 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Langkah Presiden Joko Widodo melarang para menterinya mengeluarkan kebijakan strategis, termasuk pergantian jabatan strategis di lingkungan kementerian dan BUMN menunjukan keseriusan Jokowi dalam membenahi masalah.

"Ini menunjukkan dua hal. Yang Pertama, kepercayaan Jokowi terhadap para pembantunya mulai menyurut sehingga perlu membatasi lingkup kewenangan strategis yang mereka miliki," demikian yang disampaikan Pengamat Politk Ade Reza Hariyadi saat dihubungi Kantor Berita RMOL, Selasa (6/8).
   
Kedua, lanjut Ade, kebijakan itu untuk mengantisipasi adanya hidden agenda yang dapat menjadi 'bom waktu' bagi pemegang kebijakan  yang akan datang.


Menurutnya, hal ini wajar terjadi karena Jokowi memandang waktu kabinet yang tersisa merupakan periode transisional yang krusial bagi efektifitas jalannya pemerintahan selanjutnya.

"Oleh karena itu, dapat dipahami jika Jokowi juga membatasi kewenangan Rini Soemarno sebagai menteri BUMN. Besar kemungkinan jika Jokowi mengantisipasi manuver yang dapat merugikan kredibilitas pemerintahan akibat kebijakan, penempatan orang maupun kepentingan yang disusupkan ke BUMN," jelas Ade.

Apalagi bila kita lihat saat ini, BUMN menjadi aktor utama dalam pembangunan strategis. "Kondisi BUMN sektor strategis seperti PLN, Garuda, Krakatau Steel, yang justru banyak merugi, didera kasus korupsi dan tata kelola yang buruk tentu ikut menjadi pertimbangan Jokowi dalam membatasi kewenangan menteri BUMN," pungkasnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi diketahui melalui Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan para menteri diminta untuk tidak mengeluarkan kebijakan strategis dan juga penempatan atau pergantian jabatan dan posisi tertentu.

Permintaan itu didasari karena pemerintah tinggal beberapa bulan sampai pelantikan periode kedua Jokowi  pada 20 Oktober mendatang.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya