Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Problem Serius, OJK Diminta Selidiki Kasus Sistem Error Bank Mandiri

SABTU, 03 AGUSTUS 2019 | 22:05 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Sistem eror yang terjadi di Bank Mandiri, beberapa waktu lalu, harus disikapi serius. Otoritas perbankan perlu melakukan penyelidikan kalau perlu memberikan sanksi tegas terhadap Bank Mandiri bila terbukti lalai.

Pengamat Keuangan Achmad Deni Daruri mengatakan, pihak otoritas perbankan perlu melakukan penyelidikan terhadap sistem IT Bank Mandiri lantaran sudah jelas nasabah yang dirugikan sebagai dampak adanya eror di sitem IT bank pelat merah itu.

"Bisa saja yang bermasalah itu software, hardware atau SDM-nya. Saya kira, pihak otoritas perlu menindak tegas. Ini menyangkut hak konsumen. Bahwa kepentingan konsumen harus dilindungi," papar Deni dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/8).


Presdir Center of Banking Crisis (CBC) ini, berpendapat, minimal ada dua hal yang bisa dicermati dari IT eror di Bank Mandiri. Pertama, ada masalah di sistem pembayaran mikro.

"Kedua, ini yang cukup substansi karena menyangkut perlindungan terhadap nasabah,” ujarnya .

Ia menjelaskan, sistem pembayaran mikro pada perbankan, ibarat aliran darah. Jika ada penyumbatan pada aliran darah bakal menimbulkan beragam penyakit. "Bisa stroke atau bahkan jantung koroner yang cukup membahayakan," katanya.

Menurut Deni, akibat bermasalahnya sistem pembayaan mikro di Bank Mandiri, mengakibatkan enam hal. Yakni, data nasabah menjadi tidak lengkap (uncompletenes); data nasabah menjadi tidak jelas keberadaannya (unexistemcy); data nasabah menjajdi tidak akurat (unacuracy); data nasabah menjadi tidak benar nilainya (unvaluation); data nasabah menjadi tidak benar kepemilikannya (unownership); data nasabah menjadi tidak benar penyajiannya (unpresentation)

Dalam hal ini, dia menyarankan, pihak regulator perbankan bersikap. Demi menghindari resiko sistemik pada bank.

"Lakukan evaluasi dan investigasi sistem pembayaran mikro dan beri sanksi administrasi yang tegas demi melahirkan efek jera," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya