Berita

Foto: Net

Dunia

Kembali Bahas Perang Dagang Dengan AS, China Ajukan 3 Syarat

SENIN, 29 JULI 2019 | 10:35 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pekan ini tampaknya akan menjadi pekan yang berbeda bagi hubungan Amerika Serikat dan Republik Rakyat China.

Pasalnya, pada Selasa (30/7), delegasi AS dan China akan bertemu kembali untuk membahas perdagangan kedua negara, setelah sebelumnya pada pertemuan G-20 gagal mencapai kesepakatan.

Pertemuan ini akan dilaksanakan di Shanghai selama dua hari dan rencananya dihadiri rombongan delegasi AS yang dipimpin oleh Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer.


Walaupun akhir-akhir ini AS dan Tiongkok melakukan berbagai manuver yang saling menyakiti, namun sepertinya kedua negara ini masih saling membutuhkan.

Seperti yang dilansir StraitTimes, pertemuan AS dan China pekan ini merupakan sebuah langkah yang konkret dan menunjukkan niat baik dari kedua belah pihak.

Menurut pernyataan Gedung Putih, pertemuan tersebut akan membahas hak kekayaan intelektual, transfer teknologi, hambatan nontarif, agrikultur, jasa, hingga defisit perdagangan.

Kendati demikian, Kepala Perekonomian China, Robin Xing, mengatakan bahwa masih ada jarak yang besar di antara kedua belah pihak sehingga belum terlihat jalan untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif.

Sebelumnya, perang dagang antara AS dan China mencuat ketika Presiden Donald Trump melarang produk Huawei dijual di AS. Sementara itu, Beijing memperkeruh suasana dengan menyatakan bahwa AS menjadi 'black hand' atau dalang dari protes yang ada di Hongkong.

Tiongkok pun memberikan tiga syarat utama kepada AS. Di antaranya adalah menghapuskan tarif dagang, adanya kesepakatan yang adil, dan adanya tambahan pembelian produk China oleh AS.

Diketahui, China telah membeli jutaan ton kacang kedelai dari AS, tapi produk mereka tak banyak yang masuk ke pasar AS.

Merespons hal tersebut, Jumat (26/7), Trump mengatakan bahwa China harus menunggu setelah pemilu AS pada 2020 untuk mencapai kesepakatan yang diinginkan mereka.

Isu perang dagang antara AS dan China sendiri telah ikut memperbesar tensi politik dunia. Setelah sebelumnya dipanaskan oleh konflik Korea Utara-Korea Selatan, Brexit, hingga megaprotes di Hongkong.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya