Berita

Massa pendukung PDIP/net

Politik

PDIP Jangan Lupa Sejarah 10 Tahun Jadi Oposisi

JUMAT, 26 JULI 2019 | 21:17 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

PDI Perjuangan tidak bisa serta-merta menyatakan oposisi tidak lagi relevan dalam sistem politik Indonesia demi mendukung langkahnya merangkul Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto.

Ketiadaan oposisi yang kuat adalah suatu kerugian sebab tidak ada kontrol terhadap kekuasaan. Hal ini tentu akan memperlemah demokrasi kita.

Demikian dikatakan peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, saat diwawancara Kantor Berita RMOL, Jumat (26/7).


"PDIP itu oposisi selama 10 tahun (2004-2014). Kalau sekarang dibilang tidak apa-apa bila tidak ada oposisi, PDIP lupa sejarah, " ungkap Arya.

"Oposisi  itu harus tetap ada karena demokrasi kita butuh partai pengontrol," tambah Arya.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristianto, sebelumnya mengatakan konsep negara Indonesia sejak awal adalah gotong royong. Itu dikatakannya untuk menjawab kekhawatiran tidak ada oposisi yang kuat bila Gerindra bergabung dengan koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

"Kan kita juga sejak awal konsepsinya negara gotong royong," ujar Hasto usai pertemuan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan Prabowo Subianto di Rumah Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, pada Rabu (24/7)

Dalam konsep gotong royong, lanjut, kelompok partai politik tetap akan terbagi dua. Yakni, kelompok pendukung pemerintah dan kelompok yang menyatakan di luar pemerintahan.

"Tetapi pengambilan keputusan, bahkan pasal demi pasal, dibahas dengan seluruh partai politik yang berada dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan," jelasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya