Berita

PM Jepang Shinzo Abe/Net

Dunia

Perang Dagang Jepang-Korsel Harus Temui Titik Akhir

JUMAT, 26 JULI 2019 | 09:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kemenangan dalam pemilihan Majelis Tinggi Jepang akhir pekan kemarin memperkuat posisi politik Perdana Menteri Shinzo Abe.

Pekerjaan rumah utama yang dihadapi Abe saat ini adalah menyelamatkan Jepang dari perang dagang sempat mereka lakukan untuk menekan negara tetangga, Korea Selatan, namun akhirnya mempersulit Jepang sendiri.

Pemerintahan Abe memulai konfrontasi awal bulan ini dengan membatasi ekspor tiga bahan penting untuk pembuatan semikonduktor dan tampilan smartphone ke Korea Selatan.


Langkah Jepang itu mengancam rantai suplai dan berpotensi meningkatkan harga sejumlah barang, mulai dari chip memori hingga ke iPhone.

Menurut pemerintah Jepang langkah itu untuk mencegah teknologi yang diekspor ke Korea Selatan pada akhirnya ditransfer secara ilegal ke Korea Utara.

Di sisi lain, sejumlah pengamat menilai, perang dagang itu dimaksudkan sebagai balasan atas keputusan pengadilan Korea Selatan baru-baru ini yang menjatuhkan ganti rugi kepada bangsa Korea yang dipaksa bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang selama masa penjajahan.

Menurut Jepang keputusan itu tidak berdasar. Pemerintah Jepang berpendapat, perjanjian yang ditandatangani tahun 1965 untuk membangun kembali hubungan diplomatik antara kedua negara, di mana Jepang sepakat memberikan 500 juta dolar AS kepada Korea Selatan dalam bantuan dan pinjaman berbunga rendah, telah menyelesaikan semua klaim atas kompensasi di masa kolonial.

Situasi itu semakin buruk karena Amerika Serikat yang secara tradisional meredakan ketegangan antara kedua sekutunya, dalam kasus ini justu lambat melakukan intervensi.

Jika tidak ada perubahan dalam situasi ini, konflik kemungkinan akan meluas. seperti Jepang dapat menghapus Korea Selatan dari "daftar putih" negara-negara yang dibebaskan dari sebagian besar ekspor penggunaan ganda.

Bloomberg dalam editorialnya menilai bahwa ada kompromi yang jelas harus terjadi. Jepang harus mengangkat kontrol ekspor baru dan menjaga diri dari menambahkan lebih banyak pembatasan.

Sementara itu Korea Selatan harus setuju untuk arbitrase atas masalah kerja paksa yang diusulkan Jepang.

Selain itu, kedua belah pihak harus berkomitmen untuk mengeksplorasi solusi yang lebih kreatif untuk perselisihan historis yang masih ada.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya