Berita

Gedung KPK/Net

Hukum

Jelang Pergantian Pimpinan, Fokus KPK Harus Ke Kasus Besar

KAMIS, 25 JULI 2019 | 01:39 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Jelang pergantian pucuk pimpinan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta fokus pada kasus besar korupsi yang belum terselesaikan.

Kasus yang diduga merugikan negara hingga triliunan rupiah, seperti BLBI, Century, dan Pelindo II, masih mengambang tanpa ada penyelesaian yang terang benderang.

Pakar hukum pidana Universitas Al Azhar Jakarta, Suparji Ahmad bahkan meminta KPK untuk fokus di kasus kakap tersebut dan bukan bergerak di ranah kasus yang bersentuhan dengan politik, yang sedang ramai berbicara masalah susunan kabinet.


"Seharusnya fokus ke kasus besar. Tidak terkait politis dalam kasus-kasus,” tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (24/7).

Aroma politik dalam setiap kasus korupsi memang tidak bisa dihindari. Namun demikian, KPK jangan sampai kehilangan fokus.

Suparji kemudian mencontohkan kasus BLBI yang menjerat Syafruddin Arsyad Tumenggung. Kasus ini berakhir di MA dengan putusan bebas pada mantan kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) itu.

“Ini menjadi fenomena yang menarik. Ada apa di balik itu sehingga harapan menuntaskan kasus BLBI jadi imajinatif,” tegasnya.

Hal yang sama diutarakan pakar hukum pidana Universitas Islam Indonesia (UII), Mudzakir agar KPK membuat gebrakan besar untuk menuntaskan pekerjaan rumah (PR) besar yang belum selesai.

Selama ini, kata dia, KPK selalu melakukan proses penyelidikan dan penyidikan secara bombastis. Tapi, komisi yang dipimpin Agus Rahardjo itu kemudian lemah saat penyelesaian kasus.

“Ending-nya tidak sebombastis ketika lidik dan sidik. Yang kena, sebutnya saja hanya satu, padahal dalam dakwaan disebutkan turut serta, artinya bersama-sama melakukan," jelasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya