Berita

Agus Jabo (kanan)/Net

Politik

23 Tahun PRD, Komitmen Hadir Untuk Menangkan Pancasila

SELASA, 23 JULI 2019 | 01:37 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Partai Rakyat Demokratik (PRD) tepat memasuki usia 23 tahun pada hari Senin (22/7). Menyambut ulang tahunnya itu, Komite Pimpinan Pusat (KPP) PRD mengeluarkan sikap politiknya sekaligus jalan perjuangan organisasi ke depan.

Ketua Umum KPP PRD, Agus Jabo menyatakan bahwa masalah yang lebih krusial pada kondisi dan situasi Indonesia hari ini adalah kemiskinan dan ketimpangan sosial akibat liberalisasi ekonomi.

Menurut Bank Dunia, urai dia, ketimpangan ekonomi di Indonesia tercepat dan tertinggi di Asia yang ditunjukkan dengan naiknya rasio gini 0,30/tahun 2000 menjadi 0,42/tahun 2015.


Pertumbuhan ekonomi pun tidak seiring dengan pemerataan kesejahteraan sosial. Hanya 20 persen masyarakat yang menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut.

"Ketidakadilan ekonomi dan ketimpangan sosial yang semakin akut dapat menyulut politik sektarianisme menjadi api yang  membakar dan  meluluhlantakkan Persatuan Indonesia, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI," ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima.

Jabo menambahkan, sistem yang berlaku saat ini memberikan ruang serta keuntungan bagi segelintir orang untuk menguasai sebagian besar kekayaan tanah air Indonesia.

"Sistem ini kita kenal sebagai neoliberalisme," tegasnya.

Dalam sistem neoliberalisme itu, lanjut dia, fungsi negara sebagai pelindung serta menyejahterakan rakyatnya, telah dilumpuhkan. Dengan sangat sistematis, negara justru dipaksa memberikan ruang seluas-luasnya bagi kapitalis asing atas nama kebebasan berinvestasi.

"Padahal, negara seharusnya memperkuat soko guru ekonomi nasional yaitu BUMN, koperasi dan swasta nasional sebagai wujud pelaksanaan pasal 33 UUD 1945," imbuhnya.

Liberalisme telah membongkar pondasi negara Pancasila dengan menjadikan modal msing berkuasa tanpa batas di atas kehidupan masyarakat Indonesia.

Tanah yang menjadi sandaran hidup, yang di dalamnya juga terkandung ikatan kultural bagi sebagian besar bangsa Indonesia, pun dipersembahkan untuk memenuhi kebutuhan dan berputarnya modal asing dalam membangun usaha bisnisnya.

"Inilah yang selalu menimbulkan konflik agraria antara masyarakat dengan investor-kapitalis, yang pada posisi tersebut negara beserta aparatusnya sering berposisi menjadi pembela kepentingan investor, dan menyingkirkan anak kandungnya sendiri, yaitu bangsa Indonesia," terang Jabo.

Sekjend KPP PRD Dominggus pun senada mengingatkan, agar kesenjangan bisa diatasi, kehidupan para kapitalis ini harus dikontrol selain dengan pembatasan melalui UU, seperti penguasaan agraria yang diatur dalam UUPA 1960, sistem pajak harus juga diberlakukan di atas keadilan.

"Bukankah banyak indikasi justru merekalah yang sering bermain sulap untuk urusan pajak, sehingga negara harus membentuk Badan Khusus atau Densus untuk mengejar para wajib pajak yang tidak mau membayar pajak tersebut?" ujar Dominggus.

Situasi inilah yang menurutnya membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, dari uang pajak tersebut negara mempunyai peluang untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui pendidikan yang tidak berorientasi profit, jaminan kesehatan dan jaminan sosial lainnya.

"Inilah jalan kita ke depan. Bangun persatuan nasional, wujudkan kesejahteraan sosial, dan menangkan Pancasila dalam kehidupan nyata rakyat Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara," tegasnya.

Memperingati HUT PRD ke-23, KPP PRD juga menggelar acara diskusi terbuka dengan menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya Jurubicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus jubir Tim Kemenangan Nasional (TKN) Pilpres 2019, Didik Prayudi dan akademisi dari Universitas Brawijaya Aji Dedi Mulawarman.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya