Indonesian Diaspora Network United (IDN-U) menyambut baik rencana pemerintah merekrut diaspora dengan talenta-talenta terbaik seperti disampaikan Presiden Jokowi baru-baru ini.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden IDN-United, Herry Utomo, dalam siaran pers yang diterima redaksi hari ini (Sabtu malam, 20/7). Herry Utomo juga menjabat Presiden Indonesian American Society of Academics, dan bergelar professor penuh di Louisiana State University, USA.
Untuk perekrutan talenta-talenta yang luar biasa, selain mempertimbangkan faktor pangsa talenta juga diperlukan formulasi berdaya tarik tinggi. Kebijakan tidak bisa "one size fits all", tapi disesuaikan kondisi dan tantangan masing masing program.
"Pemerintah melihat potensi ini, namun pemahaman tentang diaspora masih sangat kurang," kritik Herry.
Ia juga mengamati bahwa sejauh ini diaspora dianggap sebatas objek oleh pemerintah dalam pembuatan kebijakan. Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, misalnya, kurang menyentuh diaspora dan kurang diminati.
"Agar inisiatif perekrutan talenta berhasil baik dan tidak justru terganjal di kebijakan-kebijakan yang kurang produktif, maka diaspora perlu dijadikan partner dalam pembuatan kebijakan menyangkut diaspora," saran Herry.
Sebagai organisasi diaspora dengan 20 chapter tersebar di seluruh dunia, IDN-U telah melakukan 37 sinergi dengan lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, 12 kerjasama, 13 filantropi, dan dua proyek penelitian, dengan 680 pemberitaan baik cetak maupun online dalam kurun dua tahun terakhir.
Salah satu sinergi adalah terobosan Pendidikan dan Telemedicine di Papua yang akan diluncurkan secara nasional pada 7 Agustus 2019 bersama Menteri Bappenas. Program ini kerjasama diaspora dengan Bappenas yang dipayungi Inpres 9/2017.
Melalui jaringan diaspora profesornya, IDN-United juga sedang bekerjasama dengan LPDP untuk meningkatkan kesuksesan daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) yang juga penuh tantangan seperti Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT dalam program S2/S3 di berbagai universitas di Amerika.
"Karena pengalaman internasional dan jaringan profesionalnya, talenta-talenta diaspora bisa membangun SDM dengan keahlian-keahlian kunci yang dapat digunakan untuk berbagai capaian nasional, misalnya menjadikan negara berekonomi ke-5 terbesar di dunia di 2030," tambah Herry.
Menurut dia, optimalisasi tol-tol laut menjadi jaringan distribusi ekonomi antar pulau yang marak, modernisasi pertanian, atau pengelolaan kekayaan laut modern juga bisa dicapai secara efektif melalui perekrutan talenta diaspora bidang robotik, satellite, artificial intelligence, energy-efficient/autonomous vehicles, gene editing, mesin pintar pertanian, dan biomedicine.
"Ini hanya beberapa contoh optimalisasi dan banyak lagi yang lainnya," ujarnya.
Unicorn-unicorn baru juga bisa diciptakan berpartner dengan talenta diaspora untuk membangun mesin ekonomi yang sarat teknologi, skala nasional maupun internasional. Demikian juga venture capital partnership dengan talenta diaspora di negara maju untuk tujuan ganda, ekonomi dan penguasaan teknologi terdepan.