Berita

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono (tengah)/RMOL

Politik

Waketum Gerindra: Politisi Yang Jadi Menteri Tidak Mewakili Partai Lagi

SABTU, 20 JULI 2019 | 11:19 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Politisi dan elite yang suka ngomong oposisi dan DPR pro pemerintah adalah mereka yang below standard. Pasalnya, dalam konstitusi UUD 1945 yang mengatur tentang kekuasaan tidak mengenal istilah partai oposisi dan partai pemerintah.

"Karena itu dalam sistem demokrasi kita, tidak dikenal sistem parlementer," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono kepada redaksi, Sabtu (20/7).

Gerindra akan tunduk dan patut terhadap konstitusi dalam menjalankan politiknya.


Karena itu, lanjut Arief Poyuono, semua anggota legislatif dari semua parpol harus berada di luar pemerintahan. Bertugas mengawasi, mengkritik, membuat undang-undang dan mengkontrol jalannya pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin.

"Jadi, elite politik termasuk pengamat yang suka ngomong tentang adanya oposisi atau anggota legislatif pemerintah di sistem demokrasi Indonesia, itu pengetahuan tentang konstitusi masih below standard dan ingin menciptakan oligarki kekuasaan," tuturnya.

Dijelaskan Arief Poyuono, jika ada kader parpol yang ditempatkan di pemerintahan, maka mereka tidak mewakili partai politik lagi, tapi menjalankan pemerintahan bersama Jokowi-Maruf.

"Lah, kalau cara berpikirnya masih below standard tentang sistem demokrasi dan konstitusi, andaikan Joko Widodo-Maruf Amin misalnya dalam mempergunakan APBN melebih defisit APBN yang ditentukan atau melakukan pelanggaran terhadap UU, ya Joko Widodo tidak bisa pernah diimpeach, karena pengajuan untuk mengimpeach presiden itu dari DPR.

"Dan kalau dalam menentukan putusan impeach berdasarakan voting di DPR, ya pasti dong akan tidak disetujui karena anggota DPR lebih banyak dari parpol pengusung Joko Widodo," tutup Arief Poyuono menambahkan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya