Berita

Khalisah Khalid/RMOL

Politik

Walhi: Diksi "Hajar" Jokowi Membuat Rakyat Terancam

SELASA, 16 JULI 2019 | 18:16 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pidato politik Presiden terpilih Joko Widodo di Sentul, Bogor pada Minggu kemarin (14/7), dianggap telah mengancam rakyat karena menyampaikan diksi yang berlebihan terkait dengan investasi.

Koordinator Desk Politik Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Khalisah Khalid mengatakan, Jokowi kerap kali menggunakan diksi yang dapat mengancam rakyat berkaitan dengan investasi.

"Jadi menurut Jokowi, siapapun yang menghambat investasi atau menjadi kendala untuk masuknya investasi ke Indonesia maka harus dihajar, dikejar. Diksi-diksi ini sangat mengancam," ucap Khalisah di kantor Walhi, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (16/7).

Ucapan Jokowi tersebut dianggap akan membuat rakyat khususnya di daerah akan terancam karena diksi yang digunakan seakan-akan memberikan peluang kepada aparat untuk bertindak semaunya.

"Kita khawatir jika narasinya tetap menggunakan diksi tersebut, maka aparatur di bawahnya akan menjalankan sesuai dengan apa yang disampaikan," katanya.

Sehingga, aparat yang menjalankan tugas sesuai dengan diksi yang disampaikan Jokowi akan menambah angka kekerasan.

"Kami khawatir ini lantas menambah angka kekerasan dan kriminalisasi terhadap masyarakat yang memperjuangkan lingkungan hidup dan sumber-sumber kehidupannya," jelasnya.

Sehingga, diksi yang disampaikan Jokowi itu dianggap sama dengan sejak Order Baru. Yakni memberikan stigma bahwa yang menghambat investasi ataupun infrastruktur adalah masyarakat.

"Mengapa kami menyebutnya diksi ini mengancam? Karena pada praktiknya sejak Orde Baru sampai saat ini, bahkan reformasi yang kerap mendapat stigma penghambat investasi atau pembangunan adalah masyarakat yang memperjuangkan lingkungan hidup untuk kehidupannya. Misalnya masyarakat adat, petani, nelayan, kelompok-kelompok yang selama ini mereka berjuang agar lingkungan hidup tidak dirusak oleh investasi atau dirampas," paparnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Kejagung Jangan Goyang Usut Kasus Timah

Rabu, 24 April 2024 | 14:05

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas KPK

Rabu, 24 April 2024 | 13:58

Nathan Diizinkan Kembali Membela Garuda Muda, Erick Thohir Berterima Kasih kepada Suporter

Rabu, 24 April 2024 | 13:54

Perindo Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran

Rabu, 24 April 2024 | 13:53

Senat AS Loloskan Paket Bantuan Rp1.535 Triliun untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Rabu, 24 April 2024 | 13:51

Prabowo: Saya Manusia dan Pernah Bikin Salah, Saya Minta Maaf

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Prabowo: Terima Kasih Pak Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Anies Respons Sindiran Prabowo soal Senyuman Berat: Biasa Saja

Rabu, 24 April 2024 | 13:45

Ratu Adil Ajak Seluruh Elemen Bangsa Lakukan Rekonsiliasi Nasional

Rabu, 24 April 2024 | 13:29

Pemerintah Australia Resmikan Fase Baru Program Investing in Women di Jakarta

Rabu, 24 April 2024 | 13:26

Selengkapnya