Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Kualitas Udara Jakarta Yang Buruk Bisa Picu Kematian Dini

JUMAT, 05 JULI 2019 | 07:59 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kualitas udara di Jakarta yang buruk sejak beberapa waktu belakangan dapat membunuh penduduknya secara perlahan.

Diketahui bahwa menurut aplikasi pemantau kualitas udara, Art Visual, sejak Juni lalu, Jakarta memiliki kualitas udara terburuk di dunia. Hal itu terlihat dari Indeks Kualitas Udara (AQI) yang mencapai level 210.

AQI sendiri diukur berdasarkan lima polutan, yakni partikel (PM), sulfur dioksida, karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan ozon.


Bila pengukuran indeks tersebut berada di atas 100, maka kualitas udara dianggap "tidak sehat". Namun jika pengukuran mencapai lebih dari 200, maka kondisi dinyatakan sebagai "sangat tidak sehat".

Sebenarnya, masalah kualitas udara bukan masalah baru bagi Jakarta. Udara di Jakarta telah sangat tercemar selama beberapa tahun belakangan.

Stasiun pemantauan udara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mencatat, hanya ada 26 hari di mana kualitas udara dapat dianggap “baik” sepanjang tahun 2017 lalu. Kondisi udara baik di Jakarta terjadi besar pada saat musim hujan, ketika hujan lebat menyapu langit dan merusak debu.

Data yang sama menunjukkan bahwa pada paruh pertama 2019, sejauh ini baru ada 10 hari di mana udara di Jakarta dinyatakan sehat.

Memburuknya kualitas udara di Jakarta jelas merusak kesehatan warga dan perlahan berpotensi bisa "memangkas" usia warganya 2,3 tahun dari rata-rata umur penduduk, atau dengan kata lain dapat menyebabkan kematian dini.

"Polusi udara yang tinggi merusak kesehatan masyarakat Indonesia," kata para peneliti dari Pusat Kebijakan Energi dari Universitas Chicago, seperti dimuat Channel News Asia (Jumat, 5/7).

Sementara itu, Greenpeace Indonesia memperkirakan bahwa sedikitnya 7.390 warga Jakarta meninggal lebih awal setiap tahun karena tingginya tingkat potongan-potongan kecil partikel udara atau yang dikenal dengan istilah PM2.5.

Penyebab yang sama juga membuat hampir 2.000 bayi yang lahir dengan berat badan rendah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya