Berita

Sidang perkara dugaan suap dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)/RMOL

Hukum

Pejabat Kemenpora: Imam Nahrawi Pernah Tagih Jatah Rp 1 M Di Lapangan Bulutangkis

JUMAT, 05 JULI 2019 | 01:19 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi disebut pernah meminta uang sebesar Rp 1 miliar sebagai honor dari kegiatan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).

Di suatu tempat di sebuah lapangan bulutangkis, Imam menanyakan uang honor sebagai jatah untuk menteri sebesar Rp 1 miliar.

Hal itu diungkapkan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana dalam persidangan perkara dugaan suap dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (4/7) malam.

"Saya ingat betul di awal tahun 2018, di lapangan bulutangkis menanyakan kepada saya, 'saya (Menpora) dapat honor enggak yah' di (Satlak) Prima," ujar Mulyana menirukan ucapan Imam kepadanya.

Mendengar permintaan Imam, Mulyana akhirnya berinisiatif menemui PPK Kemenpora, Chandra dan Supriyono dengan niatan memenuhi keinginan Menpora itu.

"Kemudian kami berdiskusi bertiga. Karena beliau sebagai menteri, beri saja 400 juta. Terus Pak Chandra bilang jangan, Rp 1 M saja," ujar Mulyana.

Mulyana mengatakan, karena dirinya hanya mampu memberikan uang Rp 400 juta, sisanya kemudian ditagih langsung oleh asisten pribadi Imam, Miftahul Ulum.

"(Ulum) Nanya ke saya, 'mana sisa Rp 600 juta', dan itu setiap waktu bertanya," ungkap Mulyana.

Namun, pernyataan Mulyana itu dibantah oleh Imam dan Ulum. Keduanya membantah dan tidak mengakui apa yang diungkpkan oleh pejabat Kemenpora yang saat ini menjadi terpidana suap dana hibah KONI ini.

"Saya tidak pernah menerima," bantah Ulum.

Pun demikian dengan Imam Nahrawi. Di persidangan, politisi PKB ini mengaku satuan pelaksana bukanlah ranahnya.

"Dengan permintaan Satlak Prima itu saya tidak pernah meminta itu. Karena posisi saya bukan di Satlak Prima, jadi saya membantah bahwa pernah meminta honor saat Satlak Prima itu," kata Imam membantah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya