Berita

Jokowi dan Prabowo/Net

Politik

Pengamat: Gerindra Tetap Untung Oposisi Atau Gabung Jokowi

RABU, 03 JULI 2019 | 10:44 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Banyak yang mendorong oposisi harus tetap ada dengan alasan untuk menjaga jalannya demokrasi.

Partai koalisi pendukung Jokowi-Maruf juga menginginkan tetap adanya oposisi, meskipun di satu sisi dapat diartikan sikap mereka itu tidak lebih dari kekhawatiran kehadiran Partai Gerindra Dkk akan mengancam posisinya di koalisi Jokowi.

Demikian pandangan pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman kepada redaksi, Rabu (3/7).


Menurut Jajat, lemahnya nilai jual oposisi diakibatkan sikap politik partai oposisi itu sendiri yang cenderung hanya sebatas memberikan kritik kosong tanpa dibarengi tindakan, sehingga fungsinya sebagai chek and balance tidak berjalan secara maksimal.

"Untuk itu jika ingin tetap menginginkan adanya oposisi di parlemen sebaiknya partai politik mulai mengevaluasi diri terutama dari hasil kinerjanya pada periode yang lalu," ungkapnya.

Jajat menilai, Gerindra saat ini menjadi satu-satunya partai politik yang memiliki nilai jual politik tinggi. Pasalnya, dengan posisinya saat ini sebagai partai kedua terbesar menjadikannya berada dalam situasi yang menguntungkan.

Jika bergabung dengan pemerintah sudah barang tentu tawaran kursi menteri dengan jumlah yang tidak sedikit. Disinilah kekhawatiran sesungguhnya dari partai koalisi pendukung Jokowi, karena dengan kehadiran Gerindra, bisa menjadi ancaman dalam pembagian jatah kursi.

Sementara itu, lanjut Jajat, jika mengambil posisi oposisi dengan raihan kursi di parlemen sebagai partai kedua terbesar, Gerindra bisa menjadi leader oposisi.

"Inilah yang membuat nilai tukar politik Gerindra lebih seksi di banding partai lain," ucapnya.

Dinamika politik yang belum ada kejelasan ini membuat situasinya tidak menentu, sehingga memunculkan berbagai spekulasi, namun sekali lagi yang harus disikapi baik menjadi oposisi maupun pendukung pemerintah harus ditunjukan dengan tindakan nyata.

"Karena sekarang rakyat sudah pintar dalam menilai mana partai yang sebatas memberikan kritik kosong atau partai yang benar-benar menyuarakan kepentingan rakyat," demikian Jajat Nurjaman.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya